Semangat Bupati Lamongan untuk Menangkan Jokowi di Pilpres 2019
Lamongan – Meski bukan kader PDI Perjuangan, namun Bupati Lamongan, Fadeli menghadiri acara rapat koordinasi yang digelar DPP dan DPC PDI Perjuangan di DPC Lamongan, Jawa Timur pada Minggu (18/11).
Kehadiran Bupati Lamongan ini bukan tanpa alasan. Tentunya, ia ingin ikut memenangkan pasangan capres dan cawapres nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin di Pilpres 2019 mendatang sebagaimana tujuan dari agenda rapat koordinasi yang digelar DPP dan DPC PDI Perjuangan Lamongan tersebut.
Baca juga:
- Demi Rebut Kemenangan Pileg dan Pilpres 2019, Hasto Terus Bakar Semangat Kader PDI Perjuangan
- PDIP Optimistis Jokowi-Maruf Bisa Menang di Jawa Barat
- Bara JP Turun Langsung ke Masyarakat Sosialisasikan Prestasi Jokowi
Seperti diketahui, Fadeli bukanlah kader partai manapun. Ia sukses merebut kursi Kabupaten Lamongan berkat dukungan dari Partai Demokrat. Tak hanya itu, mayoritas keluarganya Fadeli pun merupakan kader partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dalam kesempatan itu, Fadeli juga diberikan kesempatan untuk memberikan sambutan dan memekikkan kata Merdeka sebelum memulai pidato.
Menariknya, dalam pidatonya itu, Fadeli menyinggung soal isu impor beras yang acap kali dimainkan oleh kubu pasangan capres dan cawapres nomor urut 02, yakni Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
“Lamongan ini menjadi sumber pendapatan padi terbesar, menjadi lumbung pangan Jatim. Kalau secara nasional pada bulan kemarin, penghasilan padi gabah kering itu 50 juta ton. Itu 1 jutanya berasal dari Kabupaten Lamongan. Coba hitung berapa persen itu dari 500 Kabupaten Kota, bisa menyumbang 1 juta ton dari gabah kering giling nasional, 50 Juta. Makanya jangan ribut-ribut impor beras. Impor beras enggak sampai 1 juta. Lamongan saja hasilnya 1 juta, luar biasa,” kata Fadeli.
- Halaman :
- 1
- 2
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: