Sosok Ibu di Balik Kesuksesan Berry Kitchen
Ada yang bilang, banyak orang memilih jadi pengusaha supaya punya kendali penuh atas waktu dan kebebasan bekerja. Dalam bahasa sehari-sehari, biar tak diperintah-perintah orang. Namun tidak bagi food ecommerce Berry Kitchen, Cynthia Tenggara.
Sebagaimana seorang ibu, ia harus pintar membagi waktu untuk mengurus anak. Malah sempat sampai membawa-bawa bayi ke kantor.
Cerita ini ada di dapurnya, di kawasan Tomang, Jakarta Barat. Tepatnya di belakang area memasak dan pengemasan makanan. Di sebuah kontainer yang disulap menjadi ruang perkantoran.
Di sana, Cynthia bekerja di tengah-tengah sekitar puluhan karyawan bagian marketing dan teknologi informasi. Sang CEO rupanya tak memiliki ruangan khusus seperti bos-bos pada umumnya.
Kalaupun ada ruangan khusus, itu adalah kamar bayi, tempat si buah hatinya beristirahat dan bermain. Saat si kecil terlena bermain, Chyntia fokus bekerja.
Namun saat tangis bayinya pecah, tiba waktunya ia menyusui dan meninggalkan pekerjaannya sejenak. Begitulah seorang CEO dan seorang ibu.
Baginya, kompromi itu seperti sudah kodrat. Menjadi ibu rumah tangga dan pengusaha, sudah menjadi komitmennya secara total.
Tak terkecuali saat beberapa perusahaan resmi menanamkan modalnya. Tanggung jawab yang makin besar itu telah menjadi bagian hidupnya. Ia pun sadar harus menyusun strategi agar perusahaannya terus berkembang dan mencapai keuntungan.
Ya, meraih untung jelas jadi tujuan seorang pengusaha. Termasuk saat usahanya masih kecil dan dibelenggu tuntutan mencapai break event point.
Perlu diketahui, perusahaannya itu bukan 100% miliknya. Ada dana investor yang harus dipertanggungjawabkan. Jadi sebenarnya, Chyntia pun tak benar-benar bisa sesuka hati bekerja. Namun ia bisa melakukannya.
Simak saja ceritanya saat awal-awal merintis Berry Kitchen pada 2012. Tim Cynthia hanya tiga orang, yaitu chef, admin dan dirinya yang berperan sebagai marketing.
Kala itu, segala usaha dilakukannya untuk menembus pasar. Mulai dari berselancar di sosial media, berinteraksi dengan pelanggan, sampai menjemput konsumen dengan menyebar selebaran iklan. Semua ia lakukan.
Tak sedikit ujian yang ia rasakan. Misalnya seperti banyaknya pelanggan atau mitra yang meminta murah, di saat perusahaannya tak bisa banting harga.
Ia mengaku hal itu menjadi tantangan terberatnya. Pasalnya, ia tak ingin mengurangi kualitas makanan.
Apalagi kemasan yang menggunakan kertas food grade dan bisa didaur ulang. Tintanya saja dari kacang kedelai. Jadi memang benar-benar sulit untuk mematok harga di bawah standar.
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: