Sosok Toyota Avanza Baru Bocor, Kabarnya Meluncur Akhir 2018?
Jakarta – Di saat low multi purpose vehicle (LMPV) lain berbenah, Toyota Avanza belum juga berubah. Efeknya, penjualan turun dan tahta sebagai mobil terlaris di Indonesia terpaksa lepas. Kini, Mitsubishi Xpander pun tampil sebagai raja penjualan mobil tanah air.
Agar Avanza kembali jadi raja, salah satu solusinya ya memberikan pembaruan. Hanya saja, apa yang perlu direvisi dari mobil 7-seater ini?
General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM), Fransiscus Soerjopranoto, membocorkan langkah-langkah yang siap dilakukan raksasa Jepang untuk meracik Avanza baru.
“Kita lihat saja Rush, itu bentuk eksteriornya diubah langsung booming. Itu yang kita lagi lihat. Jadi customer ini butuh refreshment dari produk. Bukan masalah spesifikasi dasar saja, seperti front atau rear (penggerak roda depan atau belakang), automatic atau berapa speed (transmisi), bukan itu. Tapi kalau look-nya (desain) baru, konsumen beli,” jelasnya.
Baca Juga:
- Demi Udara yang Bersih, Toyota dan Hyundai Merekomendasikan BBM Berkualitas
- Pertamina Bahas Pengembangan Energi Masa Depan dengan Marubeni dan Toyota
- 20 Besar Mobil Terlaris Februari 2018
Bukan cuma Rush contohnya, ada pula Voxy. Mobil ini berganti nama dari Nav1, desain eksterior dan interior juga berubah lebih mewah. Penjualannya langsung meroket. Padahal secara platform mesin, rangka dan transmisi tidak ada beda dibanding Nav1.
Lewat Rush dan Voxy, bisa diambil kesimpulan, eksterior Avanza baru pasti dapat revisi. Tapi soal jeroannya belum tentu. Soerjopranoto mengklaim, performa Avanza sudah lebih dari cukup untuk LMPV dan konsumen mengakuinya.
Kombinasi mesin 1.500 cc berteknologi dual VVTi dan penggerak roda belakang, agaknya masih bisa diandalkan. Tidak perlu mengikuti Xpander, Ertigadan Mobilio yang dibekali penggerak depan.
“Tren MPV berubah jadi front wheel (penggerak depan), tapi kemampuannya untuk mengangkut beban banyak jadi kurang,” tambahnya.
- Halaman :
- 1
- 2
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: