Strategi Apple Sengaja Membuat Lemot iPhone Lawas
Jakarta – Bagi pengguna iPhone model lawas, seperti iPhone 6, jangan mengeluh, jika perangkatnya tiba-tiba berubah menjadi lambat usai memasang update sistem operasi dari Apple.
Pasalnya, pabrikan berlambang apel tergigit itu, memang sengaja memperlambat kinerja model-model iPhone lawas tanpa memberitahukan para pengguna, sehingga menimbulkan kebingungan.
“Kami tahu bahwa sebagian dari Anda merasa kecewa dengan Apple. Karena itu kami mohon maaf,” sebut Apple dalam sebuah keterangan tertulis yang dipublikasikan di penghujung 2017.
Namun untuk apa pula iPhone lawas sengaja diperlambat lewat update software? Menurut Apple, tujuannya adalah mencegah masalah ponsel mati mendadak, seperti yang kadang ditemui pada iPhone 6, iPhone 6 Plus, iPhone 6S, iPhone 6S plus, dan iPhone SE.
Masalah mati mendadak ini, disebabkan oleh performa baterai yang menurun seiring bertambahnya umur perangkat. Nah, untuk mengkompensasi penurunan performa baterai itu, Apple lantas menurunkan kinerja perangkat secara keseluruhan.
Penurunan kinerja secara sengaja ini, mulai diterapkan Apple dalam update iOS 10.2.1 yang dirilis kira-kira setahun lalu. Yang diturunkan kinerjanya adalah model-model iPhone di atas, sebagaimana dari Cnet, Sabtu (30/12/2017).
“Respon konsumen terhadap iOS 10.2.1 positif, karena bisa mengurangi masalah mati mendadak. Kami kemudian menerapkan hal yang sama untuk iPhone 7 dan iPhone 7 Plus di iOS 11.2,” sebut Apple.
Cara mengatasi iPhone lemot
Meski demikian, tak semua pemilik iPhone setuju dengan kebijakan Apple itu karena penurunan kinerja perangkat sangat terasa.
Misalnya, seperti yang diungkapkan oleh developer software benchmark populer Geekbench, John Poole. Dalam sebuah posting blog, Poole mengungkapkan bahwa kinerja iPhone bisa terpangkas cukup jauh pasca-update.
Sebagian pengguna menuding penurunan kinerja lewat update iOS adalah taktik Apple memaksa para pemilik iPhone lawas agar melakukan upgrade dengan membeli model iPhone terbaru.
Di Amerika Serikat, Apple sudah menghadapi setidaknya 8 gugatan class action dari para pemilik iPhone, terkait kinerja perangkat yang tiba-tiba melambat.
Para pemilik iPhone lawas ini, sebenarnya tak perlu membeli perangkat baru, tapi cukup mengganti baterai dengan unit baru, seperti disebutkan oleh seorang pemilik iPhone 6 bernama @sam_siruomu di Twitter.
View image on TwitterView image on Twitter
Sam_Si
@sam_siruomu
So it’s true Apple intentionally slow down old iPhones. Proof: My iPhone 6 was bought 3years ago and recently got really slow. APP ‘CPU DasherX’ shows iPhone CPU is under clocked running at 600MHz. After a iPhone battery replacement. CPU speed resumed to factory setting 1400MHz.
3:38 PM – Dec 20, 2017 862 862 Replies 23,792 23,792 Retweets 40,812 40,812 likes
Twitter Ads info and privacy
“iPhone 6 saya dibeli sekitar tiga tahun lalu dan belakangan jadi sangat pelan. Aplikasi ‘CPU DasherX’ menunjukkan CPU iPhone dikurangi kecepatannya jadi 600 MHz. Usai mengganti baterai, kecepatannya kembali ke angka semula di 1.400 MHz,” kicau @sam_siroumu dalam sebuah tweet.
Senada dengan @sam_siroumu, Poole dari Geekbench mengatakan bahwa iOS secara otomatis akan memperlambat kinerja iPhone begitu kondisi baterai turun melewati batas tertentu.
Bersama dengan permintaan maafnya, Apple pun memutuskan, untuk memangkas harga unit baterai pengganti untuk iPhone, dari sebelumnya sebesar US$79 menjadi US$29.
Potongan harga baterai itu berlaku untuk para pemilik iPhone 6 atau yang lebih baru, yang butuh baterai pengganti. Potongan harga mulai diterapkan pada akhir Januari 2018 mendatang dan akan berlaku hingga akhir Desember 2018.
“Pada awal 2018, kami juga akan merilis update iOS berisi fitur baru yang memungkinkan konsumen mengetahui kondisi baterai iPhone miliknya. Jadi mereka bisa tahu apakah kondisi baterai mempengaruhi kinerja perangkat,” kata Apple.
M Riz
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: