Terancam Punahnya Rumah Panggung Melayu Bali
Namun, dengan kayu-kayu pilihan rumah panggung dengan gaya bangunan seperti di daerah Sulawesi dan Sumatera ini, memiliki daya tahan hingga ratusan tahun seperti yang masih dimiliki keluarga Musadat Johar.
Ia mengatakan, rumah panggung peninggalan datuknya (bahasa Kampung Loloan untuk kakek atau nenek), masih bertahan hingga kini yang usianya diperkirakan sekitar 300 tahun.
“Kalau dihitung sampai cucu saya, rumah panggung itu sudah bertahan selama tujuh generasi. Memang ada beberapa perbaikan, tapi tiyang-tiyang utamanya tetap menggunakan kayu yang digunakan sejak awal pembangunan,” katanya.
Sebagai pilihan model, ia mengatakan, rata-rata rumah panggung Loloan mengambil model Sulawesi atau Sumatera, karena tidak lepas dari asal usul nenek moyang masyarakat setempat yang berasal dari daerah tersebut. Dua model ini, menurutnya, bisa dibedakan dari jumlah anak tangga yang digunakan yaitu dengan lima sampai tujuh anak tangga untuk model Sulawesi dan sembilan anak tangga untuk model Sumatera.
Dari sejarah yang tercatat, masyarakat Kampung Loloan berasal dari Suku Melayu yang datang ke wilayah Jembrana ratusan tahun lalu, yang saat itu masih menganut sistem tata negara berbentuk kerajaan. Mereka datang secara bertahap menggunakan perahu, masuk ke daerah yang saat ini menjadi bagian dari Kota Negara lewat Sungai Ijogading yang bermuara ke laut.
Asimilasi mereka dengan masyarakat bahkan kerajaan setempat berlangsung cepat, termasuk dengan membantu raja kala itu menahan serangan kerajaan lainnya. Hubungan erat dengan raja saat itu, membuahkan hadiah tanah berhutan di pinggir Sungai Ijogading yang sekarang menjadi Kelurahan Loloan Timur dan Loloan Barat.
Dengan bahan-bahan kayu hutan itu, mereka mendirikan pemukiman dengan bentuk rumah panggung, yang selain bagian dari budaya bawaan mereka juga sebagai pengaman karena saat itu Sungai Ijogading dihuni ribuan buaya.
“Budaya melayu masih kami gunakan sampai sekarang, contohnya adalah bahasa sehari-hari yang masih menggunakan bahasa melayu,” kata Musadat.
Sayangnya budaya melayu dari sisi bahasa yang masih digunakan masyarakat Loloan, tidak diimbangi pelestarian budaya dalam bentuk fisik seperti rumah panggung.
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: