Terancam Punahnya Rumah Panggung Melayu Bali
Bali – Salah satu identitas budaya melayu Bali, Rumah Panggung Kampung Loloan, kini terancam punah. Lemahnya pelestarian dinilai menjadi penyebab kian kritisnya peninggalan budaya di Kabupaten Jembrana, Bali itu.
Jika dilihat dari geografisnya, Kampung Loloan terbagi menjadi dua wilayah kelurahan, yaitu Loloan Timur dan Loloan Barat. Tradisi melayunya sendiri berasal dari nenek moyang masyarakat setempat sejak ratusan tahun lalu.
“Masalah atau penyebab yang dominan semakin menyusutnya jumlah rumah panggung Loloan, akibat bagi waris. Rumah panggung peninggalan orang tua dijual, kemudian uang hasil penjualan dibagi antar ahli waris rumah tersebut,” ungkap H. Musadat Johar, salah seorang budayawan dan tokoh masyarakat Loloan, belum lama ini.
Dengan “kebiasaan” masyarakat, seperti itu, katanya, bisa dipastikan dari waktu ke waktu jumlah rumah panggung semakin berkurang. Saat ini hunian dengan arsitektur khas tersebut sudah jadi minoritas di tengah berkembangnya rumah modern.
Baca Juga:
- Dukung Kesuksesan Pertemuan IMF dan Bank Dunia 2018 di Bali, PT AP I Tingkatkan Kapasitas Bandara
- Sambut IMF-WB, 60 Paket Tur Disiapkan untuk Tamu Internasional
- Wisatawan Jepang ke Bali Meningkat
Katanya, masyarakat sudah tak lagi membangun rumah panggung. Generasi telah berubah dan mulai meninggalkannya.
“Setelah generasi saya, tidak ada lagi yang membangun rumah panggung. Dengan dijual karena faktor bagi waris ditambah tidak adanya pembangunan baru, tidak lama lagi rumah panggung akan punah,” katanya.
Musadat mengatakan, untuk membangun rumah panggung, memang dibutuhkan biaya yang jauh lebih besar dibanding membangun rumah model sekarang. Bahan dasar rumah panggung adalah kayu, yang beberapa jenis saat ini sudah sulit dicari bahkan bisa dikatakan sudah tidak ada lagi di Bali.
Menurut Musadat, “tiyang-tiyang” utama rumah panggung rata-rata menggunakan kayu jenis tangi, yang pada rumah panggung yang asli tidak terdapat sambungan hingga belasan meter.
“Jadi kayu penyangga utama itu utuh sampai panjangnya mencapai belasan meter. Saat ini tentu sangat sulit mencari kualifikasi kayu seperti itu, kecuali memesan dari daerah lain yang tentu dengan harga yang mahal,” katanya.
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: