Connect with us

Terapi Cell Cure Belum Ada Payung Hukumnya

Terapi Cell Cure baru ada di RSPAD(foto : frontroll.com)

Jakarta – Terapi Cell Cure yang ada di Rumah Sakit Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, kini mengundang polemik. Di satu sisi kehadiran terapi ini menjanjikan untuk pasien yang mengidap penyakit kanker, jantung dan lainnya. Namun, di sisi lain, ada hal yang mesti diungkapkan ke publik khususnya mengenai kejelasan akan pengobatan ini yang dinilai masih dalam tahap penelitian.

Terapi ini, menurut Dokter Cosphiadi Irawan, Konsultan Hematologi Onkologi Medik (KHOM), berdasarkan berbagai penelitian yang dikembangkan menunjukkan kalau terapi ini memang tampak menjanjikan. Terapi sel, menjadi salah satu modalitas yang membantu sebagai komplementer, selain kemoterapi atau radiasi.
“Dari beberapa data, diketahui terapi Cell Cure baru di fase dua. Pada fase berikutnya, terapi ini mesti membandingkan dengan standar yang sudah ada, menunjukkan superior dari sebelumnya, baru bisa jadi opsi baru yang kemudian ditawarkan ke masyarakat,” ungkap dr Cosphiadi, saat dihubungi di Jakarta, pada Kamis (20/9).

Lebih jauh ia menambahkan, terapi ini menggunakan sel dendritik untuk menahan perkembangan sel tumor. Memang ada CAR-T-Cell (Chimeric Antigene Receptor T-Lymphocyte Cell), yang baru saja mendapatkan persetujuan FDA pada 30 Agustus 2017 lalu.

CAR-T-CELL ini, digunakan pada pasien leukemia jenis ALL (Acute Lymphocytic Leukemia) pada usia anak–anak hingga 25 tahun, yang mengalami kekambuhan atau tidak mencapai remisi komplit setelah diterapi dengan protokol terapi standar. Namun, menurut Cosphiadi, itu berbeda lagi. “Ini menandakan hanya satu dari beberapa jenis terapi sel yang disetujui,” ujarnya.

Dokter Cosphiadi menuturkan, dirinya sudah bicara dengan Kementerian Kesehatan akan posisi terapi Cell Cure ini. Di samping itu, lanjutnya, yang patut jadi perhatian adalah pasien yang mendapatkan terapi mestilah sudah mejalani perawatan ilmiah, atau dalam artian terapi sel ini hanya jadi tambahan pilihan saja.

1506179871177-1437912189

Hadirnya Cell Cure, juga didasari akan banyaknya orang-orang Indonesia yang lari ke luar negeri jika ingin mendapatkan perawatan. “Namun, mestinya ada payung hukum yang jelas,” ujar Cosphiadi.

Cosphiadi sendiri menuturkan, dirinya dulu pada 2007 pernah terlibat dalam hadirnya pengobatan dengan sel punca atau Stem Cell. Saat itu, masih dalam bingkai penelitian, baru pada tujuh tahun kemudian, pada 2014 ada payung hukum atau regulasinya.

Sementara, terapi sel dalam bingkai penelitian merupakan tindakan komplementer, bukan berarti berdiri sendiri. menurut Cosphiadi, RSPAD sebagai pihak rumah sakit juga mestinya memegang teguh kaidah ilmiah dan etika penelitian. Lebih jauh ia menganjurkan, untuk mengajukannya pada komite etik, agar memperoleh payung secara etik bahwa sudah diuji.

Mengawal untuk melindungi publik sebagai pasien, Cosphiadi mengatakan, pihaknya telah berupaya ‘mengundang’ dr Nyoto dari RSPAD Gatot Soebroto untuk terbuka secara kelimuan. “Posisinya memang dilematis, tapi mesti dijelaskan ke pasien agar nanti mereka tidak memiliki ekspektasi berlebihan,” ujarnya menyarankan.

M Riz

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya