Tesla Berhasil Membangun Baterai Terbesar di Dunia Kurang dari 100 Hari
Jakarta – Tesla perusahaan pimpinan Elon Musk, akhirnya mampu merampungkan pembangunan rangkaian baterai lithium-ion terbesarnya di dunia. Baterai ini, dibangun di Jamestown, sebuah kota di sebelah utara Australia Selatan.
Berkolaborasi dengan utilitas energi Perancis, Neoen, Tesla membangun baterai berkapasitas 129 Megawatt hour, menjadikannya yang terbesar di dunia. Baterai tersebut bakal dipakai untuk menyimpan pasokan listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga angin.
Sebagai gambaran, dengan baterai berkapasitas 129 megawatt itu diklaim bisa menghidupi 30.000 rumah tangga selama satu jam di saat kapasitas penuhnya.
Menariknya, baterai bikinan Tesla ini dibuat dalam waktu kurang dari 100 hari. Waktu ini, sesuai dengan taruhan yang dibuat oleh pemimpin tertinggi Tesla, Elon Musk.
Dalam sebuah kicauan di akun Twitternya, Musk membocorkan rencana proyek ini sekitar bulan Maret lalu. Ia berkata, jika Tesla tidak menyelesaikan proyeknya dalam kurun waktu yang ia janjikan, pemerintah Australia tidak perlu membayar mereka.
Meski sudah memberi bocoran dan garansi di bulan Maret, raksasa teknologi asal California itu baru memenangkan tender sekitar bulan Juli 2017. Sedangkan pembangunan diperkirakan baru dimulai bulan Agustus.
Meski mengalami beberapa kendala, bos Tesla menjamin baterai buatannya tetap memiliki kualitas tinggi.
“Jika Anda membuat sesuatu tiga kali lebih besar, apakah hal tersebut masih akan berjalan semestinya? Saya rasa bisa, tapi dengan beberapa risiko,” ujar Musk dikutip dari The Guardian, Jumat (24/12/2017).
Sejauh ini, sebagian besar tenaga listrik di Australia Selatan, memang bergantung pada tenaga angin. Baterai ini dibuat dengan harapkan menjaga pasokan listrik di Australia Selatan tetap aman dan stabil.
Pembangunan baterai berkasitas 129 MWh ini, merupakan bagian penting dari rencana pengadaan infrastruktur energi yang dibuat oleh pemerintah Australia. Tidak diketahui berapa biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah Australia Selatan untuk membangun rangkaian baterai penyimpanan listrik itu.
Hanya saja, pemerintah Australia memang menganggarkan biaya sekitar 500 miliar dolar Australia (Rp5,1 triliun) untuk memenuhi kebutuhan elektrisitas di seluruh negara bagiannya.
M Riz
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: