Connect with us

The Meg: Visual Efek yang Menegangkan Tapi Tak Masuk Akal

The Meg
The Meg

Jakarta – Hiu berukuran asli saja menakutkan apalagi berukuran raksasa? Perumpamaan inilah yang lantas jadi gagasan film berjudul The Meg. Tengah tayang di bioskop pekan ini, film sains fiksi ini bisa jadi hiburan tambahan bagi Anda.

Namun bagi penikmat film dengan logika, film ini jelas tak masuk hitungan. Pasalnya The Meg benar-benar meninggalkan logika tersebut. Semua demi sajian sinematis yang menghibur.

Ya, The Meg adalah film dengan premis teror ikan hiu raksasa yang mengancam peradaban manusia. Tak terasa udah 43 tahun sejak Steven Spielberg merilis foto ikonisnya yang membuat Jaw (1975) begitu melegenda sebagai film bertema ikan hiu.

Baca Juga:

Kini film ini pun berusaha menghidupkan kembali teror yang sama dengan mengadaptasi novel karya Steve Alten dengan judul yang sama.

Cerita di film ini berawal dari impian seorang manusia yang ingin mengeksplorasi dunia bawah laut. Upaya tersebut ternyata malah mempertemukan mereka dengan monster purba yang selama ini masih berenang bebas di lautan dalam.

Megalodon yang di film ini disingkat jadi “Meg” berukuran hampir 30 meter. Hiu raksasa ini menjadi bintang utamanya dan meneror tanpa henti Jonas Taylor (Jason Statham), Suyin (Li Bingbing), dan seluruh umat manusia.

Meski tak masuk akal, film berbiaya produksi 150 juta dolar ini menyuguhkan visual yang memukau. Memang ada sih beberapa adegan yang sangat terlihat efek komputernya.

The Meg juga terbilang sukses mengombinasikan elemen horor dan humor menjadi satu kesatuan yang padu. Ditambah adegan aksi dari Statham, film ini lumayan membuat adrenalin terpicu.

Sayangnya, humor-humor yang disuguhkan agak-agak tak lazim untuk orang Indonesia. Sedikit terasa norak untuk yang punya selera humor tinggi. Jadi seperti murahan.

Untung saja, adegan-adegan aksi di film ini punya daya untuk membuat penontonnya geregetan. Namun tetap saja ada satu yang perlu ditekankan, jangan pernah menggunakan akal logika dalam mencerna film ini.

Satu kekurangan lainnya, sutradara Jon Turteltaub entah kenapa jadi seakan tak mampu menggambarkan situasi mencekam di beberapa adegan. Padahal sebenarnya ia berpotensi menjadikan film ini sajian horor yang epik. Dengan bekal efek luar biasa, film ini semestinya bisa jadi film yang sangat bagus.

  • Halaman :
  • 1
  • 2
Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya