Tim DKI Jakarta Sabet Posisi Tiga di Olimpiade Iptek
Moskow – Kabar baik datang dari The 2nd International Olympiad of Metropolises di Moskow. Tim Pelajar DKI Jakarta berhasil meraih tempat terbaik ketiga Olimpiade Iptek yang berlangsung 4-9 September 2017 tersebut.
Tim pelajar DKI sendiri menjadi satu-satunya wakil Asia Tenggara. Olimpiade ini diikuti oleh sekitar 400 orang peserta dari 36 kota dunia, 26 negara di Eropa, Asia, Afrika dan Amerika Latin.
Ketua Tim sekaligus pendamping Tim Pelajar DKI Jakarta, Muhamad Husin, mengatakan bahwa mereka mendapatkan banyak pengalaman luar biasa di ajang tersebut. Tak lupa, Husin pun memuji tim pelajar DKI yang dinilai dapat berpikir kritis. Pasalnya, tim DKI sampai berani berdebat dengan juri saat moderasi karena nilai yang diberikan dianggap keliru.
“Terlepas dari itu makna olimpiade sangat menarik, yaitu setiap peserta bukanlah musuh, tetapi teman di masa depan,” kata Husin saat bertemu Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia dan Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi di Moskow, dalam keterangannya, Senin (11/9).
Tim pelajar DKI Jakarta berhaisl menempati posisi tiga bersama beberapa kota lain seperti Istanbul, Budapest, Zagreb, Riga, Chengdu, dan Leipzig. Sedangkan posisi pertama diraih Moskow, Hong Kong dan Shanghai. Lalu posisi kedua ditempati St. Petersburg, Krakow, Minsk, Sofia serta Belgrade.
“Apa yang dilakukan para pelajar juga merupakan bagian dari diplomasi, karena diplomasi tidak hanya dilakukan para diplomat. Selain itu, kehadiran tim pelajar DKI Jakarta tidak hanya membawa nama baik Jakarta, tapi juga bangsa Indonesia,” ujar Duta Besar Wahid.
Adapun Tim Pelajar DKI Jakarta terdiri dari 8 orang peserta yang berasal dari berbagai sekolah di Jakarta, yaitu SMAK 5 BPK Penabur, SMA Negeri 8, SMANU MH Thamrin, SMA Kolese Kanisius dan SMA Santa Ursula. Di bawah suhu udara Moskow yang rata-rata 15 derajat celcius, perwakilan Indonesia tersebut tetap bersemangat hingga berhasil membawa pulang 2 perak dan 6 perunggu.
Untuk medali perak berhasil direbut Jason Jovi Brata untuk kategori Fisika dan Rendy Wijaya untuk Kimia. Sementara untuk perunggu sukses disabet Prawira Satya Darma (Fisika), Filbert Fedinand dan Kristoforus Jason (Matematika), Muhammad Ariqsyah Indra (Kimia), Inigo Ramli dan Rania Rusdy (Informatika).
Salah satu juara dari Indonesia, Inigo, mengatakan bahwa Indonesia masih mempunyai banyak pekerjaan rumah untuk bisa lebih baik lagi. Terlebih, katanya, negara-negara lain juga terus berkembang.
“Banyak peserta lain yang sudah memiliki pengalaman di berbagai olimpiade, sehingga mereka terlihat siap berlomba. Kita perlu persiapan yang lebih banyak lagi untuk lomba seperti ini di masa mendatang,” sahut Inigo.
W. Novianto
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: