Connect with us

Tingkat Pengangguran Kita Terus Menurun

Tingkat pengangguran

Upaya Pemerintah Meningkatkan Kualitas, Kuantitas dan Penyebaran

Lantas apa yang sudah dilakukan pemerintah dalam hal peningkatan kualitas, kuantitas serta penyebaran ini?

Ada beberapa hal yang sudah kami lakukan. Pertama, kami perkuat akses dan mutu fokasional training. Salah satunya dengan kebijakan yang saya sebut dengan triple skiling. Jadi triple skiling ini, orang yang tidak punya skil, kita masukan kedalam program skiling, sehingga mereka punya skil. Kedua, orang yang sudah punya skil kita masukan ke program upskiling, sehingga skilnya bisa meningkat.

Kenapa peningkatan skil menjadi penting?

Agar dia punya karier. Karena kalau tidak punya program upskiling, nanti kerja di suatu instansi jadi ovis boy seumur hidup jadi ovis boy, mandek tidak punya karier. Jadi tantangan kita selain yang pengangguran itu, problem para pekerja tidak cukup untuk punya karier ini. Contohnay di industri padat karya, ibu-ibu yang bekerja di garmen, banyak yang sudah bekerja puluhan tahun kerjanya itu-itu aja, tidak ada jenjang kariernya. Sehingga ini harus ada kesempatan untuk upskiling.

Nah, yang ketiga, mereka yang sudah punya skil, kita kasih kesempatan untuk masuk program reskiling agar skilnya bisa berubah. Kenapa perubahan skil ini menjadi penting? Karena perkembangan teknologi informasi sekarang ini membuat banyak perubahan terjadi, termasuk juga di industri dan gaya hidup kita. Ketika revolusi teknologi informasi berlangsung secara cepat dan masif, maka industri mau tidak mau harus berubah. Industri yang eksisting yang ada dia tiba-tiba menjadi absolid, dia tiba-tiba menjadi tidak relefan, dia tiba-tiba menjadi tidak kompetitif sehingga industri ini membutuhakn transformasi.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Angka Kemiskinan Mampu Menembus Satu Digit

Oleh

Fakta News
Angka Kemiskinan, Bantuan Sosial Pangan
Menteri Sosial, Agus Gumiwang Kartasasmita(Foto: Kemensos)

Jakarta – Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, merupakan salah satu dari 9 poin agenda Nawacita. Hasilnya di era Presiden Jokowi, angka kemiskinan jadi satu digit. Untuk itu, pemerintah melalui Kementerian Sosial terus menggenjot Program Bantuan Sosial Pangan. Sebab, bantuan sosial dipercaya mampu mengeluarkan masyarakat dari garis kemiskinan.

Hal ini bukan hanya basa basi belaka. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada Maret 2018 lalu, menunjukan angka kemiskinan di Indonesia turun drastris, bahkan telah menembus single digit, yakni 9,82% atau setara dengan 25,95 juta orang. “Alhamdulillah, kontribusi bantuan sosial, angka kemiskinan mampu menembus satu digit,” kata Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita pekan lalu.

Baca juga:

Politisi Partai Golkar ini pun optimis, bahwa hingga akhir 2019, angka kemiskinan di Indonesia bisa turun hingga dibawah 9,5%. “Kalau kita tetap konsisten dan disiplin terhadap program-program yang ada di Kementerian Sosial, Insya’allah kami targetkan penurunan angka kemiskinan hingga akhir tahun 2019 nanti bisa turun menjadi 9,3 – 9,5%,” ungkapnya.

Kepada Ade Nyong dari Fakta.news, pria kelahiran Jakarta 49 tahun silam ini menjelaskan poin-poin apa saja yang menjadi bahan evaluasi dalam Program Bantuan Sosial Pangan sejauh ini. Berikut kutipannya.

Apa yang di evaluasi dari Kementerian Sosial bersama Dinsos seluhur Indonesia terkait penyaluran Bantuan Soasial Pangan ini?

Saya masih melihat dalam penyaluran BPNT, beberapa persoalan teknis di lapangan, harus diselesaikan di Tingkat Pusat. Baik oleh Kementerian Sosial maupun HIMBARA. Jadi rapat koordinasi ini merupakan forum untuk kita semua secara bersama-sama yang melibatkan HIMBARA, Bulog, serta Pemerintah Daerah yang khususnya Dinas Sosial untuk melakukan evaluasi-evaluasi supaya program-program, terutama program transformasi dari Bantuan Beras Sejahtera atau Rastra ke Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) ini bisa kita tuntaskan 100% pada awal tahun 2019.

Baca Selengkapnya

WAWANCARA

Kontribusi Sektor Ekonomi Kreatif Terhadap PDB Sangat Besar

Oleh

Fakta News
Sektor Ekonomi Kreatif
Wakil Kepala Bekraf, Ricky J. Pesik(Foto: Bekraf)

Kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap perekonomian nasional semakin nyata. Nilai tambah dari sektor ini pun terus meningkat. Bahkan, dari tahun ke tahun, pertumbuhan ekonomi kreatif berada di atas rata-rata pertumbuhan nasional. Mulai dari pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih, pertambangan dan penggalian, pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, serta jasa-jasa dan industri pengolahan.

Baca juga:

Berdasarkan data Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), kontribusi ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sejak empat tahun terakhir terus mengalami kenaikan. Sebut saja ditahun ditahun tahun 2017 lalu, PDB sektor ekonomi kreatif menembus Rp1.009 triliun.  “Kami proyeksikan tahun 2018 dan 2019 growth-nya akan konsisten,” ungkap Wakil Kepala Bekraf, Ricky J. Pesik kepada Fakta.news.

Tak hanya berkontribusi pada PDB saja, menurut Ricky, sekrot ekonomi kreatif ini juga sangat berkontribusi pada penyerapan tenaga kerja yang cukup signifikan. “Sekarang posisinya 17,4 juta orang pekerja di sektor ekonomi kreatif,” kata pria jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.

Kepada Ade Nyong dari Fakta.news, Kamis pekan lalu di Rumah Bersama Pelayan Rakyat, Jalan Erlangga II, Nomor 2, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pria kelahirang 19 September ini berkenan membeberkan upaya Bekraf dalam mengembangkan sektor industri ekonomi kreatif dalam negeri. Berikut kutipan wawancaranya.

Bagaimana Anda melihat perkembangan dunia ekonomi kreatif saat ini dan seberapa besar potensi ekonomi kreatif di Indonesia?

Dari laporan terbaru kami, bahwa di 2017, kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB itu sudah tembus Rp1.000 triliun, tepatnya Rp1.009 triliun di 2017. Jumlah tenaga kerja juga meningkat cukup signifikan. Sekarang posisinya 17,4 juta orang pekerja di sektor ekonomi kreatif. Lalu ekspor-nya sekarang sudah USD 1,5 miliar. Dan pertumbuhan dari tahun sebelumnya, itu diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional.

Jadi sangat menjanjikan dan kami proyeksikan memang tahun 2018 dan 2019 itu growth-nya akan konsisten. Jadi akan semakin signifikan-lah kontribusi ekonomi kreatif terhadap perekonomian nasional kita.

Baca Selengkapnya

WAWANCARA

Proses Rekonstruksi dan Rehabilitasi Infrastruktur Rampung Akhir 2019

Oleh

Fakta News
Rehabilitasi Infrastruktur
Dirjen Cipta Karya, Kementerian PUPR, Danis Hidayat Sumadilaga (Foto: Fakta.news/Ong)

Pemerintah kini sedang giat membangun di wilayah bencana, melakukan proses rekonstruksi dan rehabilitasi infrastruktur. Maklum saja, musibah bencana alam seara berturut-turut mengguncang beberapa wilayah Indonesia, mulai dari Gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga gempa dan tsunami yang menghantam sebagian wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng) mengakibatkan puluhan ribu warga kehilangan tempat tinggal. Tak hanya itu saja, sejumlah fasilitas umum termasuk infrastruktur lainnya ludes ditelan musibah alam tersebut.

Hingga saat ini, seluruh instansi pemerintah hingga relawan terus membantu pemulihan sejumlah sarana dan prasarana di dua provinsi terdampak musibah gempa dan tsunami ini. Sebut saja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang hingga saat ini terus melakukan upaya proses rekonstruksi dan rehabilitasi infrastruktur di wilayah-wilayah terdampak bencana alam tersebut.

Baca juga:

Di Lombok, NTB, setelah masa tanggap darurat, Kementerian PUPR langsung bergerak cepat melakukan proses rekonstruksi dan rehabilitasi infrastruktur  atau pembangunan kembali bangunan perumahan yang rusak, dan fasilitas umum lainnya. “Proses rekonstruksi dan rehabilitasi infrastruktur ini ditargetkan rampung pada akhir 2019,” ungkap Danis Hidayat Sumadilaga kepada Fakta.news.

Sedangkan untuk penanganan bencana gempa dan tsunami Sulteng, Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya, Kementerian PUPR itu mengatakan, pemerintah masih memperpanjang masa tanggap darurat. Sebab, masih banyak proses yang belum selesai, seperti proses evakuasi dan sebagainya. Setelah itu, baru kami melakukan proses rekonstruksi dan rehabilitasi infrastruktur.

Dalam masa tanggap darurat ini, Danis mengatakan, pihaknya tengah berupaya membangun hunian sementara agar masyarakat tidak terlalu lama tinggal di tenda pengungsian. “Kami targetkan harus selesai dalam waktu dua bulan,” ungkap Danis.

Kepada Ade Nyong dari Fakta.news, Jumat dua pekan lalu, di ruang kerjanya, lantai dua Gedung Dierktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR, Jalan Pattimura, Nomor 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Danis membeberkan progress rehabilitasi infrastruktur pasca gempa Lombok, serta upaya penanggulangan musibah gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah mulai dari tanggap darurat hingga saat ini. Berikut kutipan wawancaranya.

Bagaimana perkembangan proses rehabilitasi perumahan masyarakat hingga fasilitas umum pasca gempa Lombok?

Di sana kita melakukan tiga hal. Pertama membantu pengungsi dalam konteks tanggap darurat. Nanti jumlah tengki air minum, dukungan air bersih berjalanan. Kemudian kita juga bantu distribusi air, menambah sanitasi dan sebagainya. Kemudian tugas kedua adalah membangun fasilitas umum, seperti fasilitas pendidikan, pasar, kesehatan. Ini harus selesai sebelum Desember 2018 ini. Itu kurang lebih tersebar di 700 lokasi. Nanti harus kami selesaikan yang urgent terlebih dahulu. Itu ada sekitar sekitar awal November sudah bisa di manfaatkan.

Baca Selengkapnya