UI, ITB, dan UGM Pertahankan 100 Besar Asia Versi Quacquarelli Symonds
Jakarta – Sudah menjadi agenda tahunan Quacquarelli Symonds melakukan penilaian terhadap universitas-universitas di seluruh Dunia. Tahun ini, sekurangnya ada 1000 universitas dari 84 negara yang dinilai berdasarkan reputasi akademi, reputasi kualitas tenaga pengajar, penampilan internasional, dan reputasi alumni.
Di Asia sendiri, terdapat tiga wakil asal Indonesia yang masuk 100 besar. Sementara untuk 400 besar, ada 17 perguruan tinggi Indonesia yang bersaing ketat dengan kampus-kampus ternama Asia lainnya.
Dalam laporan bertajuk QS Asia University Rankings 2018 itu, Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Gadjah Mada, berhasil masuk dalam 100 kampus terbaik di Asia. UI naik peringkat dari posisi 67 pada tahun lalu ke posisi 54 pada tahun ini. ITB pun naik drastis dari peringkat 86 pada 2017 menjadi posisi 65, diikuti Universitas Gadjah Mada (UGM) yang naik dari 105 pada 2017 menjadi 85.
Untuk 400 besar, jika tahun lalu perguruan tinggi asal Indonesia hanya berjumlah 11, tahun ini jumlahnya menjadi 17 universitas. Pencapaian ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa institusi pendidikan di Indonesia telah diakui oleh dunia pendidikan di Asia.
Dari pemeringkatan ini, cukup terlihat adanya peningkatan signifikan dalam publikasi jurnal, pengelolaan sumber daya manusia di tingkat universitas maupun fakultas, serta tata kelola organisasi dari perguruan tinggi di Indonesia. Selain itu, dorongan pemerintah untuk terus meningkatkan mutu pendidikan tinggi, riset, dan inovasi guna mendukung daya saing bangsa juga berperan besar.
Perbandingan Capaian Tiga Kampus Indonesia dalam 100 Besar Asia versi Quacquarelli Symonds
Universitas Indonesia
Dunia: 277
Asia: 54
Mata Kuliah Terbaik: Akuntansi dan Keuangan (#151-200)
Serapan Lulusan: #251-300
Riset Penelitian: Menengah
Institut Teknologi Bandung
Dunia: 331
Asia: 65
Mata Kuliah: Seni dan Desain (#51-100)
Serapan Lulusan: #301-500
Riset Penelitian: Tinggi
Universitas Gadjah Mada
Dunia: 401
Asia: 85
Mata Kuliah: Seni Pertunjukkan (#51-100)
Serapan Lulusan #301-500
Riset Penelitian: menengah
Sementara itu, tiga besar kampus terbaik di Asia masih dipegang Nanyang Technological University (NTU)-Singapura, National University of Singapura (NUS), dan The Hong Kong University of Science and Technology.
Novianto
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: