Connect with us

Universitas di Indonesia dan Pasifik Sepakati Joint Research

(foto: Dit. KSIA Aspasaf)

Suva – Ada banyak kesamaan karateristik alam antara Indonesia Timur dengan kawasan Pasifik, termasuk kandungan tanah dan biodiversitas. Ungkap Research Manager dari Maluku Corner Universitas Padjadjaran, Dr. Ir. Reginawanti Hindersah, saat pembahasan kerja sama riset Maluku Corner dengan mitra lembaga riset University of the South Pacific (USP) dan Fiji National University (FNU).

Bersama dalam rombongan, Vrameswari Omega dari Parahyangan Center for International Studies (PACIS) yang pernah teliti situasi bencana alam di Vanuatu dan Elisabeth Dewi, Ph.D selaku Kepala PACIS dari Universitas Katolik Parahyangan juga sepakati penelitian tentang isu dan kebijakan strategis di Pasifik.

“Isu perubahan iklim dan bencana alam merupakan dua permasalahan utama di Pasifik yang juga dihadapi Indonesia. Keduanya perlu dilihat dari aspek human security,” menurut Kepala PACIS.

Kerja sama dengan dua universitas ternama di Pasifik tersebut didorong oleh Ditjen Asia Pasifik dan Afrika serta didukung KBRI Suva dengan melibatkan pejabat dan peneliti dari Universitas Padjadjaran dan Universitas Katolik Parahyangan untuk melakukan kunjungan ke Suva, Fiji, pada 8-10 November 2017.

Kunjungan menghasilkan kesepakatan kerja sama yang diformalkan melalui penandatanganan Letter of Intent antara dua universitas di Indonesia dengan mitra universitas di Pasifik tersebut.

Sejumlah dosen dan peneliti dari kedua belah pihak telah berdiskusi untuk membahas berbagai topik penelitian bersama, seperti komparasi di bidang pertanian, kehutanan dan maritim antara Indonesia bagian timur dan Pasifik serta perkembangan demokratisasi di Pasifik.

“Khusus untuk penelitian di Pasifik, Universitas Padjadjaran membawa pusat unggulan Maluku Corner yang telah miliki program pengabdian masyarakat dengan Universitas Pattimura di Indonesia Timur,” ungkap Prof. Dr. dr. Budi Setiabudiawan, SpA(K), selaku Direktur Kerjasama dan Korporasi Akademik, Universitas Padjadjaran.

Kunjungan Indonesia ke dua universitas di Pasifik tersebut diterima dengan hangat. “Hari ini saya lihat ekspresi antusias dari para peneliti di USP untuk jalankan joint research dengan Indonesia,” kata Prof, Jito Vanualailai selaku Research Director USP.

Lebih lanjut, Prof. Nigel Healey selaku Vice Chancellor FNU telah tandatangani dua Letter of Intent (LoI) kerja sama penelitian dengan Universitas Padjadjaran dan Universitas Katolik Parahyangan. Nantinya, setiap universitas dapat melakukan kerja sama penelitian, pertukaran data dan pertukaran dosen, peneliti dan mahasiswa.

USP dan FNU tidak sekedar menjadi dua universitas terbaik di Fiji, melainkan juga di seluruh kepulauan Pasifik. Kedua universitas tersebut menghasilkan alumni yang menjadi tokoh-tokoh berpengaruh di Pasifik.

USP sendiri merupakan universitas regional, konsorsium 12 negara kepulauan Pasifik, yaitu Kepulauan Cook, Fiji, Kiribati, Kepulauan Marshall, Nauru, Niue, Samoa, Kepulauan Solomon, Tokelau, Tonga, Tuvalu, dan Vanuatu. Sedangkan, FNU merupakan universitas negeri di Fiji yang sangat kuat dalam keilmuan pertanian, kehutanan dan perikanan serta studi masyarakat dan bisnis. Hal tersebut merupakan basis utama ditunjuknya USP dan FNU sebagai mitra dalam kerja sama riset kali ini.

 

Ping.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya