Connect with us

Wanted: Bandar Obat PCC yang Membuat 53 Anak SD dan SMP Kejang-kejang dan Tewas

Obat PCC yang dikonsumsi anak-anak SD dan SMP(foto: tribunnews.com)

Jakarta – Tercatat sebanyak 53 orang dilaporkan telah menjadi korban penggunaan obat PCC (Paracetamol Cafein Carisoprodol). Dari jumlah itu, seperti diungkapkan Badan Narkotika Nasional (BNN), satu orang diantaranya meninggal dunia dan sisanya mengalami halusinasi, gangguan mental dan kejang-kejang. “Informasi tersebut benar dan saat ini sedang dalam pemantauan,” kata Kepala Bagian Humas BNN Kombes Pol Sulistiyandri Atmoko, Kamis (14/9/2017).

Ironisnya, ke-53 orang siswa yang menelan obat PCC itu adalah siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hasil penelusuran sementara, tempat kejadian perkara tidak hanya di satu tempat, melainkan di beberapa sekolah. “Diberikan kepada anak-anak sekolah. Dan itu di beberapa tempat kejadian, di beberapa TKP, tidak hanya dari satu sekolah,” ujar Deputi Pemberantasan BNN Inspektur Jenderal Arman Depari.

Hingga kini, menurut Sulistiyandri, belum diketahui di mana peredaran obat PCC yang berbentuk pil tersebut. BNN sedang melakukan investigasi mendalam soal penyebarannya.

“Hingga saat ini Balai Laboratorium Narkotika BNN, BNNP dan BNNK sedang berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Pusat dan BPOM wilayah setempat untuk memeriksa kandungan obat tersebut,” ujar Sulistiyandri.

Sebelumnya, pada Rabu (13/9/2017), sedikitnya 30 orang remaja di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara membuat geger karena mengalami kejang-kejang, berhalusinasi. Dari pengakuan mereka, rupanya mereka baru mengkonsumsi obat PCC. Puluhan pelajar ini pun dilarikan ke rumah sakit. Untuk dugaan sementara, obat PCC diduga jenis narkoba.

“Bisa jadi narkoba jenis Flaka. Karena bahannya dicampur dari berbagai merek obat. Sama halnya Flaka yang campuran dari beberapa jenis narkoba. Kami masih menyelidiki peredaran narkoba Flaka tersebut,” kata Kepala BNN Kendari, Murniaty, di Rumah Sakit Jiwa Kendari.

Namun dugaan bahwa obat PCC ini adalah jenis Flaka, langsung dibantah Arman Depari. “Flakka sendiri itu sangat berbeda dengan kandungan zat atau obat-obat yang dikonsumsi yang terkandung di dalam obat atau pil PCC yang digunakan oleh anak sekolah di Kendari,” ujar Arman.

PCC, jika dikonsumsi secara berlebihan dapat membuat orang kejang-kejang, mual-mual, dan seluruh badan terasa sakit. Namun, pengkonsumsian PCC sendiri untuk menghilangkan rasa sakit, dan sebagai obat jantung. “Nah kalau dilihat dari kegunaannya bisa kita simpulkan bahwa ini, adalah obat keras. Obat yang tidak boleh bebas beredar,” ujar Arman.

Mabuk obat PCC

Korban obat PCC yang dirawat di runah sakit (foto: tribunnews.com)

Ibu Rumah Tangga Diamankan

Atas kejadian ini, BNN mengamankan satu orang yang diduga sebagai penyuplai pil PCC ke puluhan murid Sekolah Dasar dan Menengah Pertama  ini.  BNN bersama aparat setempat mengamankan satu orang terduga pelaku, seorang ibu rumah tangga dengan inisial ST (39). “Satu sudah diamankan. Ini sedang dalam pengembangan,” ujar  Arman.

Arman mengatakan, status ST masih terperiksa, dan belum ditetapkan sebagai tersangka. Akan dilakukan pemeriksaan 1×24 jam terlebih dulu untuk menetapkan status yang bersangkutan. “Itu yang menjual. Tapi akan kita dalami lebih jauh lagi,” ujar Arman.

ST diduga menjual pil PCC ke anak-anak sekolah. Menjadi masalah ketika dijual secara bebas di Kendari, hingga membuat 53 murid kejang-kejang, dan satu orang meninggal dunia. “Tapi ternyata ini beredar secara bebas, bahkan dijual kepada anak-anak sekolah dengan harga 20 butir Rp 25 ribu,” ujar Arman.

M Riz

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya