Connect with us

Bocah Pemanjat Tiang Bendera dari Perbatasan

Yohanes Ande Kala
Yohanes Ande Kala alias JoniFoto: Harian Pos Kupang

Video bocah memanjat tiang bendera di Nusa Tenggara Timur menyebar cepat. Siapa saja yang mengunggahnya di media sosial mendapat apresiasi tinggi di kolom komentar. Semua sepakat menaruh kekaguman pada Yohanes Ande Kala.

Betapa tidak, anak 14 tahun ini seperti tak takut jatuh dari tiang yang tingginya mencapai 15 meter. Aksi heroiknya membenarkan tali bendera yang tersangkut di pucuk tiang pun mengundang decak kagum nan haru bangsa.

Tak ada kejadian tali menyangkut saja, penghormatan bendera sudah jadi hal yang menyentuh bangsa ini. Apalagi melihat aksi Yohanes.

Mungkin Yohanes sendiri tak akan mengira bakal ada kejadian tersebut. Tapi kebiasaannya memanjat pohon asam telah mendorongnya untuk maju.

Baca Juga:

Yohanes adalah peserta upacara HUT Kemerdekaan Ke-73 RI di lapangan Pantai Motaain, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, NTT. Lokasinya kurang dari satu kilometer dari perbatasan Timor Leste.

Berkat siswa kelas VII SMPN Silawan itulah upacara bendera bisa dilanjutkan. Tadinya upacara sempat terhenti ketika tali pengikat lepas bersamaan dengan aba-aba “bendera merah putih siap”.

Mengutip Harian Pos Kupang, Yohanes mengungkapkan bagaimana awal ceritanya.

“Saat di tenda kecil (posko kesehatan), ada yang bertanya, siapa bisa panjat tiang bendera? Saya keluar, buka sepatu lalu berlari ke lapangan, langsung naik tiang bendera. Tidak ada yang suruh,” ujar Yohanes, Jumat (17/8) sore kemarin.

Lucunya, sebelum pengibaran bendera oleh anggota Paskibra, anak terakhir dari sembilan bersaudara, putra pasangan Viktor Lino Fahik Marcal dan Lorensa Gama, itu sempat merasa sakit perut. Ia pun keluar barisan.

Soal ketinggian, Yohanes mengaku memang tak takut. Ia sudah membantu orangtuanya memetik buah asam untuk dijual. Malah Yohanes lihai memanjat pohon pinang.

Yohanes tinggal bersama orangtuanya di RT 12 RW 05 Halimuti, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur. Orangtuanya berasal dari Timor Timur (kini Timor Leste) di Distrik Bobonaro. Namun mereka memilih bergabung ke Indonesia usai jajak pendapat. Sampai sekarang orangtuanya merupakan seorang petani.

“Sepulang sekolah Joni (panggilan Yohanes) membantu ibu mencari asam. Dia sering naik pohon asam. Itu pekerjaan utama orangtua,” kata Joqino Carvalho Marcal, kakak Yohanes. Joni itu anak yang rajin dan penurut,” kata kakaknya lagi.

Di sekolah, Yohanes kini bak artis. “Teman-temannya heboh, sebut Yohanes hebat dan berani karena aksinya itu,” kata Andik Sugiarto, guru Bahasa Inggris di SMPN Silawan.

“Yohanes Ande Kala Mengingatkan Indonesia bahwa Kemerdekaan Didapat dari Perjuangan”

  • Halaman :
  • 1
  • 2
Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya