Connect with us

Yudi Latif Undang GMKI ke Kantor UKP-PIP, Bicarakan Pancasila dan Toleransi

Kepala UKP-PIP, Yudi Latif mengundang Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI)(foto : Istimewa)

Jakarta – Kepala UKP-PIP, Yudi Latif pagi tadi, Senin (23/11), mengundang Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) datang ke kantor UKP-PIP di Jl. Veteran III, Jakarta Pusat. Dalam pertemuan tersebut, Kepala UKP-PIP menyampaikan pentingnya setiap warga negara menjalin komunikasi dan bekerja bersama dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila.

“Pertemuan tadi berlangsung dengan santai dan mendiskusikan isu-isu kekinian terkait Pancasila, termasuk implementasi Pancasila dalam hubungannya dengan berbagai sektor antara lain pariwisata, pemilihan umum, dan industri. Kami menyampaikan bahwa GMKI selama berpuluh tahun selalu konsisten memegang teguh Pancasila dan memantapkan nilai-nilai Pancasila kepada para anggota. Beberapa waktu terakhir ini kita juga semakin gencar bergerak, salah satunya dengan melakukan International Interfaith Dialogue dan membangun Monumen Toleransi di Wayame, Ambon. Generasi muda harus menjaga perdamaian, jangan terprovokasi upaya kelompok tertentu untuk memecah-belah persatuan bangsa,” ujar Ketua Umum Pengurus Pusat GMKI Sahat Martin Philip Sinurat saat dihubungi setelah pertemuan tersebut.

Sahat menjelaskan bahwa Yudi Latif menerangkan tugas UKP-PIP yang sejak terbentuk mengemban tanggung jawab besar untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat dan berbagai lembaga.

“Yudi Latif tadi mengajak GMKI dan setiap organisasi kepemudaan untuk menjalin kolaborasi positif. Sebagai bentuk simbolis, tadi kita bertukar buku, karena bulan lalu GMKI baru meluncurkan buku Pancasila Rumah Bersama dimana Yudi Latif memberikan sekapur sirih di buku itu,” ujar Sahat.

Terkait persoalan ketidakhadiran Kepala UKP-PIP sebagai keynote speaker dalam kegiatan International Interfaith Dialogue di Ambon, Sahat menyampaikan bahwa acara sudah selesai dan hal-hal positif yang harus kita suarakan pasca kegiatan ini. Menurut Sahat, Yudi Latif klarifikasi ketidakhadiran dalam kegiatan International Interfaith Dialogue di Ambon, sebut tak ada niat menelantarkan, GMKI pastikan kerja sama berlanjut.

“Acara sudah selesai dengan baik dan tugas kita bersama melanjutkan pesan perdamaian yang kita deklarasikan di Ambon. Tadi kami menyampaikan permintaan maaf jika ada hal yang kurang berkenan namun juga ada kekecewaan teman-teman atas ketidakhadiran Kang Yudi. Beliau sampaikan bahwa tidak ada maksud untuk menelantarkan para peserta dan sepertinya ada komunikasi yang tidak berjalan baik,” ujar Sahat.

Sahat melanjutkan, “persoalan ini sebagai pendewasaan bagi kedua belah pihak. Tentunya tidak membuat kita berhenti bergerak dalam menerapkan Pancasila, justru saat ini kita bertemu dan menjalina kerjasama strategis ke depannya.”

Turut hadir dalam pertemuan ini, Sekretaris Umum Alan Christian Singkali dan Kabid Aksi Pelayanan Martin Siahaan dari PP GMKI, serta Togi Sirait dan Pdt. Martin Lukito dari pihak UKP-PIP. Di akhir pertemuan, UKP-PIP dan GMKI saling bertukar buku sebagai simbol kerjasama positif ke depannya.

Ping

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya