Connect with us

Amerika Diminta Menahan Diri untuk Mengancam Korea Utara

Kim Jong-un saat uji coba peluncuran rudal yang melintasi Jepang(foto : Reuters)

Washington – Amerika Serikat (AS) meminta China agar meningkatkan tekanan diplomatik dan ekonomi terhadap Korea Utara (Korut). Namun, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (16/9/2017), Duta Besar China untuk AS, Cui Tiankai di sebuah acara di kedutaan meminta AS untuk menahan diri dari membuat ancaman atas Korut, yang sehari sebelumnya meluncurkan rudal lain di atas Jepang ke Samudera Pasifik.

“Sejujurnya, saya pikir Amerika Serikat harus melakukan yang lebih dari yang sekarang, sehingga ada aksi nyata yang efektif dari kerjasama internasional tentang masalah ini,” tutur Cui Tiankai. Seharusnya, AS berbuat lebih banyak untuk menemukan cara yang efektif untuk melanjutkan dialog dan negosiasi.

Seperti diketahui, sebelumnya Presiden Donald Trump dan lainnya yang ada di AS telah mendesak China untuk meningkatkan tekanan diplomatik dan ekonomi terhadap sekutu komunis, untuk membantu menyelesaikan stand-off atas program senjata Korut. Alasannya, China berjuang bersama Korea Utara selama Perang Korea 1950-53, di mana pemimpin Cina Mao Zedong kehilangan putra sulungnya, dan Beijing telah lama menjadi sekutu dan mitra dagang utama Pyongyang.

Tapi pemerintah China telah mendorong kembali gagasannya, bahwa China memiliki kontrol atas Pyongyang, dan mengatakan bahwa AS yang harus melakukan lebih. Awal bulan ini, Trump menge-tweeted, bahwa AS sedang mempertimbangkan untuk menghentikan perdagangan dengan negara-negara yang melakukan bisnis dengan Korut.

Namun Cui memperingatkan, soal perdagangan China-AS. “Untuk melemahkan perdagangan Sino-AS, atau bahkan menampar sanksi terhadap China, saya pikir akan off-target,” kata Cui seperti dikutip kantor berita Xinhua, pada Jumat (15/9/) saat resepsi Hari Nasional China.

Jika ada pihak yang menekan China, lanjut Cui, atau menjatuhkan sanksi terhadap China atas DPRK, itu tidak akan didukung oleh banyak warga AS. Komentar  Cui itu, merujuk ke Korea Utara dengan singkatan nama resminya, Republik Demokratik Rakyat Korea.

“Pekerja di pabrik-pabrik pesawat AS, petani yang menanam kedelai, perusahaan yang menjual smartphone China, produsen yang menikmati pangsa pasar besar di Cina, perusahaan di sektor jasa yang telah mendapatkan surplus perdagangan di Cina, negara bagian AS yang terlibat dalam perdagangan yang kuat dengan China akan berdiri menentangnya,” tutur Cui seperti dikutip Xinhua.

Inal

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya