Connect with us

Sikap Saudi Dorong Erdogan Telepon Trump Bahas Misteri Kasus Khashoggi

Misteri Kasus Khashoggi
Jamal KhashoggiFoto: BBC

Istanbul – Misteri terbunuhnya wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi masih dalam tanda tanya. Dunia pun menyorotinya. Bahkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden AS Donald Trump sampai mengadakan percakapan telepon khusus bahas misteri kasus Khashoggi.

Hal ini dikabarkan Kantor Pers Presiden Turki, Senin pagi (22/10). Mengutip kantor berita Anadolu, Erdogan dan Trump sepakat bahwa perlu ada penjelasan dalam segala aspek mengenai kasus Khashoggi.

Seperti diberitakan, Khashoggi terakhir kali terlihat pada 2 Oktober 2018. Ia terlihat ia memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.

Sebelumnya, Riyadh membantah keras bahwa pihaknya mengetahui keberadaan Khashoggi. Sampai pada akhirnya Sabtu (20/10) kemarin, Saudi menyatakan sendiri kalau Khashoggi meninggal dalam perkelahian di dalam Konsulat.

Baca Juga:

Nah, di hari hilangnya Khashoggi, sebanyak 15 orang warga negara Arab Saudi tiba di Istanbul dengan naik dua pesawat. Mereka memasuki Konsulat ketika wartawan itu berada di sana.

Hal ini dikonfirmasi polisi Turki dalam beberapa pernyataan. Namun kelima belas warga negara Arab itu, yang beberapa di antaranya merupakan pejabat, sudah meninggalkan Turki.

Tim gabungan Turki-Arab Saudi menyelesaikan penyelidikan mengenai kasus tersebut pada Kamis lalu. Mereka menggeledah kediaman konsul jenderal serta Konsulat Arab Saudi di Istanbul.

Minggunya, giliran Presiden Erdogan yang mengatakan ia akan mengeluarkan satu pernyataan pada Selasa esok mengenai terbunuhnya wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi.

Sumber itu pula yang mengabarkan bahwa Erdogan dan Trump mengadakan percakapan. Berbagai topik dibahas. Tak terkecuali kasus pastur Andrew Brunson yang membuat keduanya tegang.

Sementara dilansir Reuters, perubahan sikap Arab Saudi menjadi perhatian beberapa pemerintah dan politisi Barat. Penjelasannya terkait misteri kasus Khashoggi dinilai sebagai sikap hati-hati dan skeptis yang menimbulkan tanya.

Pasalnya, pengakuan bahwa wartawan itu tewas di dalam konsulatnya di Istanbul baru diakui setelah selama dua peka membantahnya.

Para pejabat Turki memperkirakan bahwa Khashoggi, pengkritik Putera Mahkota Mohammad bin Salman yang berpengaruh, disiksa dan dibunuh di dalam konsulat mata-mata Saudi. Jasadnya hingga kini belum ditemukan.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang menjalin hubungan erat dengan pengekspor minyak terbesar di dunia itu dan membuat Pangeran Mohammad sebagai titik perhatian dari kebijakan luar negerinya, mengatakan penjelasan Saudi bisa dipercaya.

“Saya kira inilah langkah pertama yang baik, ini langkah besar,” kata Trump di Arizona. “Arab Saudi telah menjadi sekutu besar. Apa yang terjadi tak dapat diterima.”

Trump sendiri bilang kalau ia akan berbicara dengan putera mahkota yang berperan sebagai pemimpin de facto kerajaan itu. Tetapi, Trump menekankan lagi peran Riyadh dalam melawan Iran sebagai saingan kawasan serta kepentingan penjualan senjata AS yang menggiurkan ke Arab Saudi bagi lapangan kerja Amerika.

Seperti diketahui, Khashoggi tinggal di AS dan merupakan kolumnis Washington Post. Ia menghilang setelah masuk ke konsulat itu pada 2 Oktober untuk mengambil surat-surat bagi pernikahannnya nanti.

Beberapa hari kemudian, para pejabat Turki mengatakan mereka meyakini ia dibunuh di gedung itu. Mayatnya dipotong-potong. Tuduhan itulah yang hingga sekarang dibantah Saudi.

Jaksa Saudi pun mengatakan bahwa perkelahian terjadi antara Khashoggi dan orang-orang yang bertemu dengannya di konsulat. Sejauh ini, 18 orang warga Saudi telah ditangkap, kata jaksa dalam pernyataan Sabtu lalu.

  • Halaman :
  • 1
  • 2
Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya