Fernando Alonso: “Mustahil” Bisa Finis 10 Besar Setelah Kejadian di Tikungan Kedua
Fernando Alonso, pebalap McLaren, kembali bernasib sial. Meski berhasil finis di posisi poin atau sepuluh besar, ia kembali terlibat kecelakaan beruntun di GP Spanyol, Minggu (13/5).
Ini bukan kali pertama Alonso harus menerima nasib yang kurang beruntung. Dua minggu yang lalu, di Sirkuit Baku, pebalap Spanyol ini juga terpaksa memasukkan mobilnya ke pit di lap pertama.
Penyebabnya, ia terlibat tabrakan beruntung di putaran pertama yang melibatkan Nico Hulkenberg (Renault dan Sergei Sirotkin (Williams). Dua ban sebelah kanannya pecah. Ia pun tertatih-tatih membawa mobil ke pit.
Minggu kemarin, ia pun kembali bernasib sial. Kali ini giliran Roman Grosjean (Haas) yang menyebabkan tragedi di lap pertama. Mobil Grosjean spin lalu menyebabkan tabrakan beruntun yang melibatkan Hulkenberg dan Peirre Gasly (Toro Rosso).
Seconds into the #SpanishGP – carnage 💥
Take a look at *that* early crash from all the angles 👀
Grosjean OUT
Gasly OUT
Hulkenberg OUT#F1 pic.twitter.com/xKoPdaOnPl
— Formula 1 (@F1) May 13, 2018
Alonso sendiri menghindari tabrakan itu dengan melebar. Ia pun melorot dan harus bersaing dengan pebalap lainnya. Beruntung di akhir lomba ia masih bisa finis di urutan kedelapan.
“Kami mengawali lomba dengan ban yang terlunak. Jadi, strateginya kami akan melesat di lap-lap awal. Sayang kami kehilangan beberapa posisi di lap pertama. Kami pun merasa kesulitan dan aku merasa mustahil mendapatkan poin. Namun, untungnya, kami melakukan balapan dengan baik. Kami tetap mencetak poin, lima kali beruntun,” ujar Alonso.
Sementara, rekan setimnya, Stoffel Vandoorne, gagal finis karena masalah gear box.
“Aku melihat mobil Stoffel berhenti di lintasan. Aku tidak menanyakan masalah yang dihadapinya karena aku tidak ingin khawatir dengan performa mobilku. Mobilku bekerja sempurna sepanjang balapan. Aku senang dengan poin dan terus mempertahankan posisi 4 di klasemen konstruktor,” ujar Alonso seperti dikutip dari Crash.
Fernando Alonso Puas dengan McLaren Spek B
Fernando Alonso dan Stoffel Vandoorne mengendarai mobil McLaren yang telah mengalami pembaruan. Pembaruan yang paling kentara di bagian saya depan.
Baca Juga: Mobil McLaren dan Red Bull Akan Terlihat Berbeda di GP Catalunya
Perubahan ini langsung mendongkrak performa McLaren di babak kualifikasi. Di balapan sebelumnya, McLaren selalu gagal masuk sesi kualifikasi 3. Mereka pun harus puas mengawali lomba dari urutan 11-15.
Kali ini, dengan pembaruan segi aerodinamika, McLaren bisa bersaing, setidaknya untuk masuk kualifikasi 3. Dua pebalap juga berujar bahwa tim akan terus melakukan pembaruan demi mendongkrak performa.
“(Setelah ini), tim akan terus membawa pembaruan di seri-seri berikutnya,” ujar Vandoorne.
Dwi
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: