Connect with us

Banyak Siswa di Area Blank Spot Tak Dapat Sekolah Gara-gara Masalah Zonasi

Masalah zonasi jadi polemik
IlustrasiFoto: Jabar Express

Yogyakarta –  Masalah zonasi sekolah rupanya belum mendapat pencerahan. Sejumlah kasus masih ditemukan di sejumlah daerah. Di Yogyakarta, misalnya, banyak siswa yang tidak diterima di satu pun SMP Negeri.

Padahal anak-anak yang sudah lulus SD itu memiliki nilai yang tergolong tinggi. Namun mereka terbelenggu masalah zonasi sekolah lantaran tinggal di area blank spot. Sampai sekarang, mereka membutuhkan solusi.

Ya, sedari 7 Juli, penerimaan peserta didik baru (PPDB) tingkat SMP sudah selesai. Namun di Yogyakarta, sejumlah masalah masih banyak ditemukan. Beberapa yang belum mendapat solusi adalah mereka yang berada di wilayah titik kosong atau blank spot.

Baca Juga: Masyarakat Masih Bingung Soal Sistem PPDB 2018

Salah satu orangtua yang masih kebingungan adalah Septiana. “Kami berharap ada solusi untuk anak-anak yang tidak bisa diterima di SMP negeri,” ujar orangtua siswa korban blank spot, Sabtu (14/7) di Yogyakarta.

Apa itu blank spot. Sederhananya, blank spot dalam konteks ini adalah wilayah di mana mereka yang tinggal di sana tidak akan bisa diterima di semua SMP Negeri lewat jalur zonasi. Blank spot disebabkan beberapa faktor.

Misalnya daya tampung SMP jauh lebih sedikit ketimbang jumlah lulusan SD. Lalu persebaran SMP tak merata. Bisa juga karena sistem zonasi PPDB SMP di Kota Yogyakarta memprioritaskan siswa dekat sekolah.

Nah, Septiana sendiri mengungkapkan anaknya sudah mendaftar ke enam SMP lewat jalur zonasi saat PPDB SMP di Kota Yogyakarta pada 25 Juni-7 Juli 2018. Keenam SMP itu adalah SMPN 5, SMPN 8, SMPN 1, SMPN 9, SMPN 2, dan SMPN 4.

Septiana bercerita bagaimana awalnya ia merasa yakin anaknya bakal diterima di salah satu SMP Negeri. Soalnya nilai anaknya 255.900 (rata-rata nilai 85.300).

Namun, kenyataannya tak seperti itu. Banyubening, nama anaknya, malah tidak diterima di enam SMP itu karena kalah dari pendaftar lain yang rumahnya lebih dekat sekolah. Jadi bukan karena nilai, melainkan karena kalah dekat.

Tak habis akal, Septiana pun mencoba memeriksa PPDB jalur zonasi di semua SMP Negeri. Jumlah yang memungkinkan, menurutnya, ada sebanyak 16 sekolah.

Namun di sini juga patah. Seandainya Banyubening mendaftar ke 16 SMP Negeri itu sekaligus pun, tetap dia tak diterima karena kalah dari pendaftar yang rumahnya lebih dekat. Jadi rumahnya yang berada di RW 002, Keluarahan Pandeyan, Umbulharjo, itu masuk wilayah blank spot.

Sama halnya dengan orangtua lainnya, Rina. Ia juga warga Pandeyan dan berada di RW yang sama. Artinya ia juga berada di daerah blank spot. Sama dengan Septiana, anak Rina juga jadi korban blank spot.

Anaknya tak bisa diterima di SMP negeri meski nilainya tergolong tinggi, 260,00. “Saya berharap anak-anak di wilayah blank spot ini diperhatikan dan diberi solusi,” katanya.

  • Halaman :
  • 1
  • 2
Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya