Ini Merek Jaket Jokowi yang Bikin Netizen Penasaran, Buatan Lokal!
2. Merek Rawtype Riot
Jaket Jokowi juga sempat menyita perhatian saat perayaan Hari Sumpah Pemuda di halaman Istana Bogor pada Oktober 2017 lalu. Kala itu, presiden ke-7 Republik Indonesia ini mengumpulkan anak-anak muda kreatif, termasuk para pemilik label busana lokal.
Saat berkeliling, Jokowi terpincut jaket skull squardon berwarna olive keluaran Rawtype Riot. Semula, jaket tersebut berencana dikasih cuma-cuma, namun ditolak. Jokowi lebih milih membeli dengan harga Rp 550 ribu.
3. Jaket Motif Asian Games
Presiden Jokowi terlihat tampil kasual dengan mengenakan jaket garapan Never Too Lavish X Ayedenim dan sepatu ketsnya di Istana Bogor, Jawa Barat, saat sesi foto bersama dengan siswa-siswi Ketua OSIS berprestasi dari 34 provinsi, Mei lalu.
Desain itu sengaja digunakan guna mempromosikan event Asian Games dan Asian Para Games. Jaket berbahan dari Ayedenim itu dipesan langsung Jokowi dan dikerjakan dalam tempo cepat, yakni tujuh hari saja.
4. Bulls Syndicate
Jaket berwarna merah yang beberapa kali dipakai Presiden Jokowi saat Asian Games 2018 berlangsung ini tak pernah gagal mencuri perhatian. Jaket keluaran brand lokal Bulls Syndicate tipe Nascar itu dibanderol seharga Rp 375 ribu. Clothing line asal Solo, Jawa Tengah, ini memang memasarkan produk bertemakan motor.
5. Parka Ame Raincoat
Hingga hari ini, Jumat (26/10/2018), jaket yang dikenakan Jokowi kembali menyebot perhatian saat pembukaan Ideafest di JCC. Ia menyebut, parka berwarna terakota itu merupakan produksi Ame Raincoat, cloting line asal Bandung, Jawa Barat, yang dibanderol sekitar Rp 499 ribu.
Dikutip dari situs Ame Raincoat, Jumat (26/10/2018), parka yang dipakai mantan Wali Kota Solo itu merupakan koleksi terbaru dari series Authentic dengan pilihan size dari XS sampai XL. Selain hoodie, jaket ini juga dilengkapi kantung di kanan-kiri di bagian depan.
Booming-nya style yang digunakan oleh Jokowi ternyata membawa berkah tersendiri bagi seluruh brand. Sejak saat itu, beberapa brand di atas jadi kebanjiran order. Bahkan banyak netizen yang meminta untuk membuat jaket tersebut dengan harga yang lebih murah.
Hal ini juga sempat membuat brand tersebut cukup kewalahan untuk memenuhi keinginan konsumen.
Dev.
- Halaman :
- 1
- 2
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga:
BERITA
Film Bali Tentang Gamelan Dapat Pujian Sineas Dunia
Jakarta – Nama Indonesia, khususnya Bali kembali harum di pentas Internasional. Adalah film Bali: Beat The Paradise karya sutradara Tanah Air Livi Zheng yang dipuji para sineas mancanegara.
Bahkan tiket premier film tersebut sold out di New York, Amerika Serikat. Film Bali: Beats of Paradise sangat kental dengan budaya Bali, khususnya gamelan. Tak heran, berita ini menjadi angin segar bagi Indonesia.
Pemutaran premier Bali: Beats of Paradise dilakukan di Academy of Motion Picture Arts and Sciences. Atau lebih dikenal sebagai Headquarter Oscar. Film ini sudah diterima panitia Oscar dan sedang berjuang untuk masuk dalam salah satu nominator peraih Piala Oscar.
Kehadiran Bali: Beats of Paradise mampu menyita perhatian praktisi dan sineas dunia. Bahkan mereka ramai-ramai memuji film ini.
Stuart Brazell dari salah satu Stuart Says memuji karya dari Livi Zheng, sutradara asli Indonesia. “Bali: Beats of Paradise adalah film dokumenter yang sangat bagus. Sangat keren dan penuh dengan cerita kehidupan,” papar Stuart dalam keterangan tertulis dari Kementerian Pariwisata, Selasa (20/11/2018).
Pujian juga dilayangkan oleh Yorma Madus dari Cinemacy. Ia mengaku kagum akan kualitas suara film Bali: Beats of Paradise.
“Sebuah karya yang memadukan suara dan warna yang sempurna,” katanya.
Sementara Myrah dari MamaCita mengatakan bahwa Bali: Beats of Paradise menjadi inspirasi bagi film-film dokumenter lain. Ada juga praktisi film Amerika Nicole Rucci yang hadir dan mengatakan Bali: Beats of Paradise bagus karena telah dipersiapkan dengan maksimal.
Baca Juga:
BERITA
Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald, Di Bawah Ekspektasi
Fantastic Beasts and Where To Find Them pada 2016 lalu telah menarik hati Potterhead yang rindu pada seri Harry Potter. Kini, Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald ingin mengulangi sukses yang sama.
Cerita kali ini dimulai beberapa bulan setelah Newt Scamander menangkap Gellert Grindelwald dan berhasil menahannya. Namun penyihir jahat tersebut berhasil melarikan diri dan siap bikin kekacauan lagi. Misinya satu, memecah belah para penyihir darah murni.
Di cerita kali ini ia kembali mengincar Credence untuk memanfaatkannya. Sementara, semua orang memburu mereka, Credence masih aja mempertanyakan soal asal usulnya.
Baca Juga:
- Suzzanna: Bernapas dalam Kubur, Bukti Kualitas Luna Maya
- Mile 22: Ketika Aktor Indonesia Jadi Pemeran Utama di Film Hollywood
- The Nun: Sensasi Horor Bersama Valak
Nah, sebelum mengulas lebih jauh, perlu diketahui dulu, Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald ini prekuel dari seri Harry Potter. Namun beberapa kritikus justru menilai sekuel kali ini tidak mencapai ekspektasi.
Plot yang disampaikan benar-benar padat, jadi terkesan tak efektif. Materi juga terlampau banyak, hingga malah mengorbankan adegan-adegan penting.
Padahal film sebenarnya dimulai dengan baik dan cukup memanaskan adrenalin. Nah yang disayangkan, tak ada pertempuran dahysat baik antara Grindelwald dengan Scamander.
Fokus film ini justru cuma pada kejahatan Gridelwald saja. Meskipun sebenarnya memang baik untuk menjadi jembatan untuk film-film selanjutnya.
Bahkan gegara fokus pada Gridelwald, keberadaan Credence yang juga menarik justru tak terlalu terangkat.
Sederhananya, alur cerita sekuel ini jadi penuh dengan pertanyaan. Artinya untuk yang bukan Potterhead, tentu akan bingung dan bertanya-tanya.
Namun bagi penggemarnya, ada keseruan tersendiri lantaran terungkap hal-hal baru yang bersinggungan dengan cerita Harry Potter. Termasuk soal hubungan Albus Dumbledore dengan Grindelwald.