Kebiasaan Orang-Orang Produktif
3. Mengambil istirahat
Studi menunjukkan bahwa tugas yang berkepanjangan dan memerlukan tingkat fokus, energi, dan perhatian yang tinggi dapat menyebabkan Anda menjadi kurang produktif dan fokus. Oleh sebab itu memberikan istirahat sangat penting untuk Anda. Dengan cara keluar dari kursi Anda, berjalan-jalanlah di lingkungan, atau lebih baik lakukan yoga di sore hari.
“Menyisihkan sedikit waktu di sana-sini untuk melepaskan fokus Anda, dapat secara signifikan membantu mempertahankannya untuk waktu yang lebih lama,” kata Dr. Iyer.
4. Bekerja dekat jendela
Penelitian menunjukkan bahwa paparan sinar matahari meningkatkan kesejahteraan, kualitas tidur, dan tingkat aktivitas Anda.
Jika lingkungan kerja Anda membuat Anda tidak bisa duduk di samping jendela, Dr. Iyer menyarankan Anda agar meluangkan waktu di luar selama pagi hari, makan siang, atau setelah bekerja untuk meningkatkan paparan terhadap cahaya yang alami.
5. Putuskan alat-alat elektronik
Risa Stein, PhD, profesor psikologi di Rockhurst University di Kansas Citu menyarankan, untuk menyisihkan beberapa menit untuk menggunakan aplikasi relaksasi atau memindahkan lokasi fisik.
Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknologi yang berlebihan, terutama yang berhubungan dengan komputer, tidak hanya membuat Anda kurang produktif sepanjang waktu, tetapi juga dapat menyebabkan Anda menjadi lebih stres dan lelah.
6. Tidak melakukan semuanya sekaligus
“Semakin kita multi-task, semakin sedikit efisien dan produktif kita untuk mencapai apa yang kita inginkan,” kata psikolog, Wyatt Fisher, PhD.
Demi kepentingan yang lebih baik, tetaplah berpegang pada satu tugas. Selain untuk kenyamanan, penurunan suhu saat tidur juga menentukan kapan tubuh manusia siap untuk tidur dan waktunya bangun.
7. Tidur nyenyak sepanjang malam
Para Peneliti telah menghubungkan kurang tidur dengan penurunan tingkat produktivitas, penurunan kinerja kerja, dan keselamatan yang buruk.
“Jika kekurangan, tentukan apakah pekerjaan Anda mampu membuat Anda tertidur. Dalam hal ini, Anda mungkin perlu menerapkan relaksasi saat waktu tidur,” kata Dr. Stein.
8. Merancang tempat kerja agar bebas gangguan
Menurut beberapa peneliti lingkungan kerja fisik Anda memainkan peran besar dalam menentukan tingkat produktivitas. Menurut Dr. Stein, tempat yang baik untuk pertemuan adalah tempat yang terpisah dari area kerja individu.
“Lingkungan fisik yang paling optimal untuk produktif adalah tempat individu memiliki ruang untuk bekerja sendiri yang bebas dari percakapan-percakapan mengganggu baik tepat di sebelah mereka atau di lorong,” kata Dr. Stein.
Devi
- Halaman :
- 1
- 2
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga:
BERITA
Film Bali Tentang Gamelan Dapat Pujian Sineas Dunia
Jakarta – Nama Indonesia, khususnya Bali kembali harum di pentas Internasional. Adalah film Bali: Beat The Paradise karya sutradara Tanah Air Livi Zheng yang dipuji para sineas mancanegara.
Bahkan tiket premier film tersebut sold out di New York, Amerika Serikat. Film Bali: Beats of Paradise sangat kental dengan budaya Bali, khususnya gamelan. Tak heran, berita ini menjadi angin segar bagi Indonesia.
Pemutaran premier Bali: Beats of Paradise dilakukan di Academy of Motion Picture Arts and Sciences. Atau lebih dikenal sebagai Headquarter Oscar. Film ini sudah diterima panitia Oscar dan sedang berjuang untuk masuk dalam salah satu nominator peraih Piala Oscar.
Kehadiran Bali: Beats of Paradise mampu menyita perhatian praktisi dan sineas dunia. Bahkan mereka ramai-ramai memuji film ini.
Stuart Brazell dari salah satu Stuart Says memuji karya dari Livi Zheng, sutradara asli Indonesia. “Bali: Beats of Paradise adalah film dokumenter yang sangat bagus. Sangat keren dan penuh dengan cerita kehidupan,” papar Stuart dalam keterangan tertulis dari Kementerian Pariwisata, Selasa (20/11/2018).
Pujian juga dilayangkan oleh Yorma Madus dari Cinemacy. Ia mengaku kagum akan kualitas suara film Bali: Beats of Paradise.
“Sebuah karya yang memadukan suara dan warna yang sempurna,” katanya.
Sementara Myrah dari MamaCita mengatakan bahwa Bali: Beats of Paradise menjadi inspirasi bagi film-film dokumenter lain. Ada juga praktisi film Amerika Nicole Rucci yang hadir dan mengatakan Bali: Beats of Paradise bagus karena telah dipersiapkan dengan maksimal.
Baca Juga:
BERITA
Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald, Di Bawah Ekspektasi
Fantastic Beasts and Where To Find Them pada 2016 lalu telah menarik hati Potterhead yang rindu pada seri Harry Potter. Kini, Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald ingin mengulangi sukses yang sama.
Cerita kali ini dimulai beberapa bulan setelah Newt Scamander menangkap Gellert Grindelwald dan berhasil menahannya. Namun penyihir jahat tersebut berhasil melarikan diri dan siap bikin kekacauan lagi. Misinya satu, memecah belah para penyihir darah murni.
Di cerita kali ini ia kembali mengincar Credence untuk memanfaatkannya. Sementara, semua orang memburu mereka, Credence masih aja mempertanyakan soal asal usulnya.
Baca Juga:
- Suzzanna: Bernapas dalam Kubur, Bukti Kualitas Luna Maya
- Mile 22: Ketika Aktor Indonesia Jadi Pemeran Utama di Film Hollywood
- The Nun: Sensasi Horor Bersama Valak
Nah, sebelum mengulas lebih jauh, perlu diketahui dulu, Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald ini prekuel dari seri Harry Potter. Namun beberapa kritikus justru menilai sekuel kali ini tidak mencapai ekspektasi.
Plot yang disampaikan benar-benar padat, jadi terkesan tak efektif. Materi juga terlampau banyak, hingga malah mengorbankan adegan-adegan penting.
Padahal film sebenarnya dimulai dengan baik dan cukup memanaskan adrenalin. Nah yang disayangkan, tak ada pertempuran dahysat baik antara Grindelwald dengan Scamander.
Fokus film ini justru cuma pada kejahatan Gridelwald saja. Meskipun sebenarnya memang baik untuk menjadi jembatan untuk film-film selanjutnya.
Bahkan gegara fokus pada Gridelwald, keberadaan Credence yang juga menarik justru tak terlalu terangkat.
Sederhananya, alur cerita sekuel ini jadi penuh dengan pertanyaan. Artinya untuk yang bukan Potterhead, tentu akan bingung dan bertanya-tanya.
Namun bagi penggemarnya, ada keseruan tersendiri lantaran terungkap hal-hal baru yang bersinggungan dengan cerita Harry Potter. Termasuk soal hubungan Albus Dumbledore dengan Grindelwald.