Korsel Ikut Luncurkan Rudal Balistik
Seoul – Dampak dari uji coba nuklir yang dilakukan Korea Utara (Korut) belakangan ini, Korea Selatan pun ikut melakukan simulasi serangan dengan menembakkan rudal balistik di laut, Selasa (5/9). Latihan pun sudah berlangsung tiga hari, tepat setelah Korut melakukan uji coba bom hidrogen di bawah tanah, Minggu (3/9).
Kementerian Pertahanan Korsel menyatakan harus mengambil sikap ini karena mengira Korut masih merencanakan peluncuran rudal kembali. Menurutnya, tetangganya itu kemungkinan meluncurkan sebuah rudal balistik antarbenua (ICBM) untuk menunjukkan kekuatannya di hadapan Amerika Serikat.
Mengenai kapan peluncuran dilakukan, pihaknya mengaku belum mengetahuinya. Ia menduga, 9 September yang merupakan hari lahirnya Korut bisa dijadikan momen yang pas untuk meluncurkannya.
“Kapal-kapal Korsel, termasuk kapal selam 2.500 ton, sebuah kapal patroli seberat 1.000 ton, dan kapal peluru kendali 400 ton berpartisipasi dalam latihan yang ditujukan untuk membalas provokasi Korut yang potensial,” ujar Kementerian Pertahanan. Tak mau tenggelam dalam kegelisahan, Angkatan Laut Korsel di Laut Cina Selatan pun merencanakan menggelar latihan lebih banyak lagi hingga Sabtu (9/9) mendatang.
Adapun dalam latihan di hari pertama Senin lalu, Korsel sudah mengerahkan jet tempur F-15 dan rudal balistik berbasis darat untuk sebuah simulasi serangan ke lokasi uji coba yang sama dengan area latihan Korut. Hal ini seakan mengisyaratkan peringatan keras untuk Pyongyang atas peledakan yang mereka lakukan baru-baru ini.
Tak ketinggalan, Presiden AS, Donald Trump pun berkomentar lewat cuitan di Twitter. Ia mengatakan sudah memberi akses pada Jepang dan Korsel untuk membeli peralatan militer AS yang sangat canggih. “Saya mengizinkan Jepang dan Korea Selatan untuk meningkatkan jumlah peralatan militer canggih mereka dari Amerika Serikat,” katanya.
Pernyataan itu ia keluarkan hanya selang beberapa hari setelah Gedung Putih juga mengumumkan pencabutan pembatasan kapabilitas beban rudal Korsel. Sekadar pengingat, Korsel sendiri sebenarnya sudah lama menginginkan rudal yang lebih kuat dengan kemampuan serangan “membunuh rantai” untuk mengatasi ancaman nuklir dan rudal Korut yang juga kian besar.
Namun sejak 1970-an akhir, pengembangan rudal Korsel memang dibatasi sebuah kesepakatan bilateral antara AS dan Seoul. Kesepakatan berupa pedoman itu pun lantas diperbarui pada 2012 lalu sehingga memungkinkan Korsel bisa kembali meningkatkan jangkauan senjatanya dari 300 km menjadi 800 km.
Selain itu, dalam pembaruan kesepakatan juga disebutkan bahwa kedua negara menghapus batas hulu ledak 500 kilogram pada rudal jarak jauh Korsel. Ini berarti akan memungkinkan secara potensial Korsel menargetkan fasilitas bawah tanah dan tempat penampungan bawah tanah di Utara. Tak cuma itu saja, Negeri Ginseng juga memperkuat pertahanan misilnya, yang sebenarnya sudah mencakup baterai Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) berteknologi tinggi yang disimpan di tenggara Seongju.
Sementara Trump menegaskan komitmennya bahwa tidak ada aksi militer AS yang akan segera terjadi. Ia lebih memilih fokus langsung dan segera mempercepat hukuman ekonomi, yang sebenarnya sejauh ini tidak berpengaruh. “Apakah saya akan menyerang Korut? Kita lihat saja nanti,” ujar Trump. AS sendiri telah menempatkan 28 ribu personel militernya di Korsel. Semuanya sudah diberi tugas membela Korsel jika perang memang benar-benar meletus.
W. Novianto
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: