Mahasiswa UI Ubah Limbah Batu Bara Jadi Bahan Bakar Ramah Lingkungan
Depok – Industri pengolahan batu bara di Indonesia masih menjadi industri yang diandalkan. Perkembangannya pun masih terbilang pesat. Namun tak bisa dipungkiri memang bahwa industri ini diikuti produk samping berupa limbah cair.
Layaknya sampah produksi lainnya, limbah cair batu bara pun jika tidak dikelola dengan baik bisa berdampak buruk pada kelestarian lingkungan. Selain itu juga menyebabkan pencemaran yang bisa mengancam kesehatan makhluk hidup.
Berangkat dari situ, tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) menciptakan sebuah prototipe berupa Nanokomposit Titani Nanotube (TiNT)-Graphene yang optimal untuk mendegradasi kandungan berbahaya di limbah cair batu bara. Temuan mereka ini secara simultan juga mampu menghasilkan hidrogen.
Dengan begitu, limbah cair batu bara yang berbahaya tadi dapat secara aman dibuang ke lingkungan dan menjadi penghasil salah satu energi terbarukan serta ramah lingkungan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Ketiga mahasiswa itu adalah Raudina (Teknik Kimia), Barneus Wanglie Sugianto (Teknik Kimia), dan Isni Nur Sadrina (Teknologi Bioproses). Di bawah bimbingan Guru Besar Fakultas Teknik UI Prof. Slamet, mereka berhasil menghasilkan teknologi ini sebagai salah satu alternatif pengolahan limbah cair batu bara.
“Limbah cair batu bara mengandung senyawa fenol dan turunannya. Kontaminasi fenol pada manusia dapat menyebabkan sejumlah penyakit di antaranya iritasi, kerusakan hati dan ginjal, gangguan saraf, hingga penyakit kronis yang bersifat karsinogenik (yang menyebabkan kanker) dan teratogenik (menyebabkan cacat kelahiran),” terang Raudina, dalam keterangan pers yang diterima Fakta.News, Rabu (23/8).
Ia menambahkan temuan ini merupakan suatu metode efektif agar dapat mendegradasi senyawa fenolik yang terdapat pada limbah cair batu bara. “Jadi dapat secara aman dibuang ke lingkungan dengan menggunakan material lokal,” imbuhnya.
Adapun material lokal nanokomposit mereka manfaatkan dan diuji sedemikian rupa menjadi satu nilai tambah dari teknologi karya mereka. Terlebih, selain bahan lokal itu tadi, juga dapat meningkatkan nilai keekonomisan.
Sementara sebagai salah satu output dari teknologi ini, hidrogen diyakini mampu menjadi salah satu alternatif energi terbarukan yang akan terus berkembang dan ramai digunakan di masa depan lantaran tidak menghasilkan emisi karbon dan menghasilkan energi yang cukup besar. Belum lagi hidrogen juga tidak beracun, bukan merupakan gas rumah kaca, dan dipercaya merupakan satu-satunya bahan bakar alternatif yang dapat mengurangi ketergantungan negara pada bahan bakar fosil. Selain itu hidrogen juga disebut sebagai pembawa energi bersih karena pembakarannya menghasilkan air sebagai produk sampingnya.
Kini, Raudina dan timnya berharap hasil penelitian mereka mampu berkontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam hal pengelolaan limbah cair batu bara, produksi hidrogen, dan nanokomposit berbahan lokal. Selain itu, mereka juga berharap penelitiannya dapat menjadi dasar dalam pengembangan skala industri dalam pengolahan limbah cair batu bara dan produksi hidrogen, sebagai energi terbarukan dan menuntaskan permasalahan pencemaran akibat limbah cair batu bara.
W. Novianto
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: