Connect with us

Penyebar Ujaran Kebencian di Lampung Ditangkap

Ujaran Kebencian
Ilustrasi

Bandarlampung – Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Lampung telah menangkap seseorang yang diduga menyebarkan ujaran kebencian. Pelaku merupakan warga Desa Sidorejo Kabupaten Lampung Selatan.

Pejabat Sementara Kepala Subdit II Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Lampung Kompol I Ketut Suryana mengatakan tersangka Suyanto alias Keling telah diincar selama dua minggu terakhir.

“Ia memakai akun FB untuk menyebarkan ujaran kebencian dengan menghina salah satu suku dan partai politik sehingga menimbulkan keresahan di Lampung,” katanya di Bandarlampung, Senin (7/4).

Baca Juga: Melawan Penyebar Hoaks Pemerintah Tak Akan Kalah

“Dari hasil penyelidikan, kita dapati ujaran kebencian juga di dalam ponsel Suyanto,” lanjut Suyanto.

Ketut menambahkan, akun FB atas inisial AS yang dipakai Suyanto merupakan milik temannya. Kini AS telah ditetapkan sebagai saksi. Nama akun dan foto juga telah diubah Suyanto tanpa sepengetahuan AS.

“Sejauh ini masih kita dalami, apakah masih ada akun-akun lain yang digunakan untuk menyampaikan ujaran kebencian,” akunya.

“Hasil pengembangan petugas, Suyanto dengan diam-diam meminjam akun AS. AS mengaku tidak mengetahui akan terjadi hal seperti ini,” ungkapnya.

Masih kata Ketut, pada saat penangkapan, Suyanto tengah duduk santai di teras rumah. Penangkapan pun tidak mengalami kendala berarti.

“Tidak ada perlawanan pada saat diamankan. Dia ini merupakan lulusan SMA dan mempelajari penyebaran ujaran kebencian dari secara otodidak. Awalnya dari utak-atik ponsel dan mem-browsing internet,” jelasnya.

Imbauan ke Masyarakat

Ketut mengimbau agar masyarakat tidak mudah percaya pada setiap postingan berita di media sosial dan kemudian membagikannya. Ia minta pastikan terlebih dahulu sumbernya dan baca secara lengkap konten yang sedang ditemui di media sosial.

“Tolong hati-hati menyebarkan informasi. Harus dibaca secara keseluruhan dulu. Dibaca dulu termasuk sumbernya dari mana,” ujarnya.

“Karena zaman sekarang sudah eranya ‘jarimu harimaumu’. Jangan sampai kejadian yang sama terulang seperti orang-orang yang sudah diamankan Subdit II,” katanya lagi.

Ketut juga menyampaikan dari penangkapan Suyanto, didapati barang bukti satu unit ponsel Samsung Galaxy J2 Prime. Ada juga satu lembar capture berisi ujaran kebencian dan satu akun Facebook atas nama Fitrah Wong.

“Suyanto ditetapkan sebagai tersangka dan kita kenakan dua pasal berbeda. Pasal tentang ujaran kebencian SARA dan diskriminasi ras atau etnis,” tegasnya.

Sementara itu tersangka Suyanto mengaku dirinya kerap melakukan ujaran kebencian dengan isu utama menyoal SARA.

“Saya sadar melakukan ujaran kebencian itu. Saya posting melalui akun Facebook yang semula bernama AS dan mengubahnya menjadi Fitrah Wong,” katanya.

Pelaku dikenakan Pasal 45A ayat (2) UU No 19 tahun 2016 tentang perubahan atas UU No 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Ia terancam hukuman penjara 6 tahun dan denda Rp1 miliar.

Selain itu, dikenakan juga UU No 40 tahun 2008 tentang penghapusan diskriminasi ras atau etnis Pasal 16 Jo Pasal 4 huruf B angka 1 dengan penjara 5 tahun dan dengan Rp500 juta.

Novianto

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya