Pergantian Bos The Fed dan Aksi Ambil Untung Tekan Dolar
New York – Pada perdagangan Rabu, Dollar AS merosot terhadap beberapa mata uang utama lainnya di tengah spekulasi pemimpin The Fed berikutnya yang akan mengarahkan kebijakan lebih hawkish.
Rilis data makro Amerika Serikat mendorong aksi ambil untung (profit taking) yang cukup positif mengenai pesanan barang tahan lama dan penjualan rumah baru di September.
“Dollar AS memudar terhadap data yang sangat bagus,” kata Greg Anderson, Kepala Strategi FX Global BMO Capital Markets di New York.
Di sisi ekonomi, pesanan baru untuk barang tahan lama manufaktur pada periode September meningkat US$5,1 miliar atau 2,2 persen menjadi US$238,7 miliar, jauh di atas konsensus pasar yakni pertumbuhan 1,0 persen, menurut Departemen Perdagangan Amerika Serikat, seperti dilansir Reuters dan Xinhua, di New York, Rabu (25/10) atau Kamis (26/10) dini hari WIB.
Investor terus mengawasi calon kandidat untuk Kepala The Fed saat masa jabatan Janet Yellen berakhir Februari tahun depan.
Presiden Donald Trump mengatakan kepada wartawan, Senin, bahwa dia “sangat, sangat dekat” untuk menentukan siapa yang akan memimpin The Fed setelah mewawancarai lima kandidat untuk jabatan tersebut.
Kandidatnya termasuk Kepala The Fed saat ini, Janet Yellen, serta Gubernur The Fed Jerome Powell, ekonom Stanford University, John Taylor, penasihat ekonomi utama Trump, Gary Cohn, dan mantan Gubernur The Fed Kevin Warsh.
Media lokal melaporkan bahwa Powell dan Taylor adalah kandidat terdepan untuk mengisi jabatan tersebut. Analis mengatakan rumor tersebut telah memicu aksi jual dan beli, pada persepsi tentang siapa yang mungkin lebih dovish atau lebih hawkish.
Indeks Dollar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, turun 0,08 persen menjadi 93,693 pada akhir perdagangan.
Euro naik menjadi US$1,1810 dari US$1,1759, dan poundsterling menguat jadi US$1,3255 dari US$1,3121. Dollar Australia turun ke posisi US$0,7698 dari US$0,7775.
Dollar AS dibeli 113,72 yen, lebih rendah dari 113,86 yen pada sesi sebelumnya. Kurs greenback turun ke level 0,9888 franc Swiss dari 0,9907 franc Swiss, dan naik tipis menjadi 1,2805 dollar Kanada dari 1,2685 dollar Kanada.
J.Jams
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: