“Perum Bulog Nanti Akan Membuat Beras ‘Receng’ yang Isinya 200 Gram”
Setiap musim panen padi, para petani kerap kesulitan untuk mengeringkan gabah mereka. Apalagi, panen tersebut terjadi pada musim hujan. Untuk membantu petani keluar dari masalah ini, pemerintah melalui Perum Bulog akan membagikan 1.000 unit dryer (pengeringan gabah) kepada kelompok tani (poktan) atau gabungan kelompok tani (gapoktan).
Harapannya, dengan adanya pengering tersebut, nantinya poktan atau gapoktan membeli gabah petani sehingga gabah tersebut dibeli Bulog sesuai ketetapan pemerintah dalam Inpres No. 5 Tahun 2015. Dengan begitu, harga gabah di petani tidak akan turun, sedangkan harga beras di konsumen juga tidak melonjak.
Dryer tersebut, menurut Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Budi Waseso, akan digunakan petani untuk mengeringkan padi sehingga kadar airnya bisa memenuhi standar untuk diserap oleh Bulog. “Selama ini, kendalanya karena kami diikat oleh aturan yang menyatakan kadar air gabah sekian baru bisa diserap. Ini kan merugikan petani,” kata Buwas sapaan akrab Dirut Perum Bulog ini.
Baca Juga:
- Ketua MUI Ma’ruf Amin: Koperasi Cocok Jadi Wadah Pemberdayaan Ekonomi Umat
- Pertamina Gelar Operasi Pasar LPG 3 Kg di Pasangkayu
- Bamsoet Puji Kinerja Pemerintahan Jokowi-JK
Nah, hasil penyerapan gabah petani (Sergap) itu sendiri akan digunakan sebagai media atau alat stabilisasi harga di tingkat eceran atau konsumen, bantuan Sosial Beras Sejahtera (Bansos Rastra), dan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Adapun, realisasi pengadaan gabah dalam negeri yang dilakukan Perum Bulog hingga 8 Mei 2018 sebesar 678.238 ton.
Rabu tiga pekan lalu, usai melakukan Rapat Koordinasi (Rakor) antara Perum Bulog, Kementerian Pertanian (Kementan), dan TNI mengenai program percepatan Sergap, di Kantor Perum Bulog, Jl. Gatot Subroto, Kav. 49, Jakarta, mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) ini menjelaskan kepada wartawan Fakta.News Ade Ong terkait upaya Bulog melakukan percepatan Sergap tersebut. Berikut kutipan wawancaranya.
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: