Putra Mahkota Arab Saudi Tangkap Sejumlah Pangeran dan Menteri Terkait Korupsi
Riyadh – Sebanyak 11 pangeran dan 4 menteri aktif ditangkap Komite Anti-Korupsi Saudi atas dugaan terkait kasus korupsi. Dipimpin Mohammed bin Salman, Raja Salman telah membuat Komite Anti-Korupsi Saudi yang baru. Penangkapan dilakukan hanya beberapa jam setelah komite tersebut menjalankan tugasnya.
Berlaku sebagai pimpinan Komite Anti-Korupsi adalah Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Ia tampak sudah begitu dominan di kebijakan militer, hubungan asing, ekonomi, dan sosial Saudi.
Pengumuman penangkapan tersebut disampaikan melalui Al Arabiya, jaringan satelit yang penyiarannya disetujui secara resmi oleh pemerintah Saudi. Merujuk pemberitaan media lokal setempat, penangkapan dan ‘sapu bersih’ para pangeran dan pejabat-pejabat itu disebut-sebut sebagai langkah Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk menguatkan posisinya.
Al Arabiya mengatakan bahwa komite antikorupsi memiliki hak untuk menyelidiki, menangkap, melarang melakukan perjalanan, atau membekukan aset siapa pun yang dianggap terlibat korupsi.
Dilansir dari Reuters, Minggu (5/11/2017), ada 17 nama yang diungkap oleh salah seorang pejabat Saudi. Berikut nama-namanya:
- Pangeran Alwaleed bin Talal (chairman of Kingdom Holding 4280.SE)
- Pangeran Miteb bin Abdullah (Menteri Garda Nasional)
- Pangeran Turki bin Abdullah (mantan Gubernur Provinsi Riyadh)
- Khalid al-Tuwaijri (mantan ketua Royal Court)
- Adel Fakeih (Menteri Ekonomi dan Perencanaan)
- Ibrahim al-Assaf (mantan Menteri Keuangan)
- Abdullah al-Sultan (Komandan Angkatan Laut Saudi)
- Bakr bin Laden (Chairman of Saudi Binladin Group)
- Mohammad al-Tobaishi (mantan Kepala Protokol Royal Court)
- Amr al-Dabbagh (mantan Gubernur Otoritas Investasi Umum Arab Saudi)
- Alwaleed al-Ibrahim (pemilik Jaringan Televisi MBC)
- Khalid al-Mulheim (mantan Direktur Jendral Saudi Arabian Airlines)
- Saoud al-Daweesh (mantan chief executive Saudi Telecom 7010.SE)
- Pangeran Turki bin Nasser (mantan kepala Presidensi Meteorologi dan Lingkungan Hidup)
- Pangeran Fahad bin Abdullah bin Mohammed al Saud (mantan Wakil Menteri Pertahanan)
- Saleh Kamel (Pengusaha)
- Mohammad al-Amoudi (pengusaha)
Hotel Ritz Carlton di Riyadh dievakuasi pada hari Sabtu yang menimbulkan dugaan tempat tersebut akan menjadi ‘penampungan’ bangsawan yang ditangkap. Pemerintah juga memutuskan menutup bandara untuk pesawat pribadi.
Wajah Bisnis Arab
Bagi banyak kalangan di luar negeri, salah satu dari 11 pangeran adalah Pangeran Alwaleed, adalah sosok yang mewakili wajah bisnis Arab Saudi, karena dia sangat sering muncul di jaringan televisi internasional dan juga artikel-artikel tentang investasi dan gaya hidupnya.
Pangeran Al Waleed
Dia merupakan salah satu orang terkaya di dunia, dengan harta bersih menurut Forbes senilai US$ 17 miliar. Profilnya dalam majalah Forbes tahun 2013, mengungkap istana di Riyadh dengan 420 kamar dan lantai marmer, pesawat Boeing 747 pribadi, dan resort seluas 120 ekar (48 hektare) di pinggir ibu kota dengan lima rumah, lima danau buatan, dan Grand Canyon mini.
Dia juga dikenal suka berkomentar keras soal politik. Pada 2015, Alwaleed bersitegang dengan Donald Trump yang ketika itu menjadi calon Presiden Amerika Serikat.
Alwaleed, 62, punya saham di Citigroup, Twitter, jasa transportasi online Lyft, dan industri film Time Warner, seperti dilansir Reuters.
Dia mendirikan perusahaan investasi Kingdom Holding, yang belum lama ini membeli 31,1 persen saham bank Banque Saudi Fransi dari Credit Agricole, Prancis. Saham Kingdom Holding anjlok 10% hari Minggu (5/11) menyusul kabar penangkapannya pada Sabtu malam waktu setempat.
Ayah Pangeran Alwaleed, adalah menteri keuangan kerajaan pada dekade 1960an. Alwaleed mendirikan Kingdom Holding pada 1979, dengan investasi awal di bidang real estat di Riyadh. Pada 1990an, dia mulai merambah Wall Street dan berinvestasi besar-besaran di Citigroup.
Saat terjadinya krisis finansial global sepuluh tahun silam, dia justru menambah sahamnya di Citigroup dan mengaku puas dengan investasinya itu.
Saat pemilihan presiden AS, di Twitter dia menyebut Trump sebagai “aib” bagi Partai Republik dan rakyat Amerika karena berencana melarang umat Muslim masuk AS. Alwaleed mendesak Trump mundur dari pemilihan.
Ketika itu Trump membalas dengan mengatakan, bahwa si pangeran “ingin menguasai politisi kita dengan uang ayahnya. Dia tak bisa melakukan itu kalau saya terpilih.”
Setelah Trump memenangi pilpres, Alwaleed mengatakan, terlepas dari perbedaan di masa lalu, rakyat Amerika sudah memilih dan dia mengucapkan selamat atas kemenangan Trump.
Alwaleed juga pendukung gerakan agar kaum perempuan Arab diperbolehkan menyetir mobil. September lalu, Raja Salman memerintahkan larangan menyetir itu untuk dicabut.
Ping
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: