Suara-suara Ruang Yoes Rizal
Jakarta – Galeri Nasional Indonesia bekerja sama dengan Yoes Rizal Studio menggelar sebuah pameran lukisan karya Yoes Rizal bertajuk “pop–up/meletup”. Pameran ini berlangsung pada 9–22 Februari 2018 di Gedung D Galeri Nasional Indonesia.
Dalam pameran, diungkap kurator Mahmud Dzafce, Yoes menampilkan sekitar 25 lukisan yang seluruhnya abstrak.
“Karya lukisnya bisa kita definisikan sebagai ‘suara’ yang lantang karena dianggap–disangka oleh lingkungan sebagai pikiran. Pikiran yang dipresentasikan oleh garis, warna, dan noda yang selalu bertabrakan seperti halnya refleksi getaran suara pada ruang, dan pada momen itu juga tanpa memperdulikan sekitarnya tetap berjalan dan hanya melihat ke depan,” papar Mahmud Dzafce, yang merupakan lulusan Magister Graphic Design University of Prishtina–Kosovo.
Lebih lanjut, Mahmud mengungkap karya-karya Yoes ditangkap sebagai pertemuan tanpa putus dengan diri membawa pada kedekatan asal jati serta fitrah jati yang ia ekspresikan dengan gerakannya yang matang. Karya-karyanya adalah Waltz/tarian warna: oranye, kuning, oker dan biru yang dijahit-ditarik dengan garis gelapnya ke dasar di mana simbol tanda noda tanpa makna bercampur sebagai tanda-tanda alam bawah sadar.
Tarian warna yang kadang-kadang nampak tidak terstruktur dan tidak bisa dikenali dan kadang-kadang tenang seperti sebuah jalan keluar setelah lama mencari gerakan kehidupan pada lapisanlapisan objek-objek yang fana.
“Lukisan-lukisannya nampak sebagai archive memory yang disengaja diaduk seperti ombak yang terpicu dari luar dengan maksud memberitahu kepada jiwa untuk tidak menderita demi apapun yang dulu dimilikinya. Hingga saat ini dalam lukisannya terus-menerus terjalin dengan kenangan sebagai simbol mekar/blossom – mengabarkan musim semi segera datang yang ditunjukkannya secara konsisten hubungan antara lembab-kering dan dingin-panas,” jelasnya lagi.
Yoes Rizal merupakan seorang seniman generasi kontemporer lulusan Seni Rupa ITB, Bandung, yang telah lama aktif berpameran, baik dalam skala lokal maupun internasional. Sebelumnya, Yoes Rizal pernah berpameran di Galeri Nasional Indonesia pada 2012 dalam Pameran ArtEnergy, dan Indonesia Art Award & Philip Morris Asia pada 1999.
Novianto
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: