Trump Bersabda, Dolar Melayang
New York – Pada sesi perdagangan Kamis, dolar AS membalikkan kerugian, setelah Presiden Donald Trump mengatakan bahwa dia menginginkan “dolar yang kuat”, sehari setelah Menteri Keuangan Steven Mnuchin menyambut pelemahan greenback.
Indeks Dolar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, sedikit berubah di posisi 89,209, setelah turun serendahnya 88,438, level terendah sejak Desember 2014, demikian laporan Reuters, di New York, Kamis (25/1) atau Jumat (26/1) pagi WIB.
Indeks Dolar AS anjlok sekitar 12 persen sejak 12 April setelah Trump mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa dolar AS “menjadi terlalu kuat.”
“Jika kita mengambil sikap keseluruhan dari pemerintahan Amerika Seikat, proteksionis dan masih belum jelas seperti apa dolar AS yang diinginkan oleh Presiden dan Menkeu,” kata Vassili Serebriakov, analis Credit Agricole di New York.
“Tetapi masih tidak terdengar seperti mereka benar-benar menginginkan dolar AS yang kuat mengingat fakta bahwa mereka bermaksud untuk meningkatkan ekspor.”
Trump memutuskan untuk mengenakan tarif impor yang tinggi, awal pekan ini, terhadap mesin cuci dan panel surya, yang memicu kekhawatiran tentang proteksionisme perdagangan, sehingga mendorong pelemahan greenback.
Sebelumnya pada sesi tersebut, euro melonjak ke level tertinggi tiga tahun setelah Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengatakan bahwa data ekonomi menunjukkan pertumbuhan yang “solid dan luas” dengan inflasi yang cenderung meningkat dalam jangka menengah dari tingkat yang rendah.
Euro melonjak sekitar satu persen menjadi USD1,2536, level tertinggi sejak pertengahan Desember 2014, sebelum mengurangi kenaikan untuk menguat 0,12 persen terhadap dolar AS.
Draghi memperingatkan bahwa lonjakan euro merupakan sumber ketidakpastian dan mengatakan ECB mungkin harus meninjau kembali strateginya jika Amerika mengomentari keuntungan dari depresiasi dolar AS menyebabkan perubahan dalam kondisi moneter. Sejumlah pelaku pasar memperkirakan Draghi akan mengambil sikap tegas mengatasi penguatan tajam euro terhadap dolar AS.
“Secara keseluruhan, komentar mengenai nilai tukar itu tidak terlalu mengkhawatirkan,” ucap Eric Viloria, ahli strategi mata uang di Wells Fargo Securities, New York.
Pada akhir perdagangan di New York, euro turun menjadi USD1,2394 dari USD1,2404, dan poundstreling melemah jadi USD1,4124 dari USD1,4214 di sesi sebelumnya. Dolar Australia turun tipis ke posisi USD0,8021 dari USD0,8079.
Dolar dibeli 109,42 yen, lebih tinggi dari 109,05 yen pada sesi sebelumnya. Kurs greenback melemah jadi 0,9425 franc Swiss dari 0,9453 franc Swiss, dan menguat ke level 1,2364 dolar Kanada dari 1,2321 dolar Kanada.
J.Jams
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: