Undang-Undang Anti-Merokok Melindungi Anak-Anak Menjadi Perokok Pasif
Ada banyak undang-undang yang ditujukan untuk merokok. Ini adalah masalah kesehatan yang sangat berat di banyak negara di dunia dan sudah banyak kebijakan yang mencoba memberi tahu orang-orang tentang bahaya merokok dan merokok pasif. Tapi apakah kebijakan ini efektif?
Sebuah penelitian baru dari University of Edinburgh telah menunjukkan bahwa infeksi paru-paru pada anak-anak yang dirawat di rumah sakit telah menurun sejak diberlakukannya undang-undang anti rokok.
Para ilmuwan mengatakan bahwa rawat inap anak-anak dengan infeksi paru-paru turun hampir 20% kemungkinan karena adanya kebijakan anti-merokok. Penelitian ini mencakup data dari lebih dari 57 juta kelahiran dan 2,7 juta penerimaan di rumah sakit. Ini adalah bukti kuat bahwa peraturan tembakau efektif dan memperbaiki kesehatan masyarakat. Para ilmuwan tersebut mengumpulkan data dari 41 penelitian dari Amerika Utara, Eropa dan China – di mana semua negara ini memiliki undang-undang anti-merokok. Lebih jauh lagi, penelitian ini menegaskan temuan penelitian sebelumnya, yang menyatakan bahwa peraturan ini membantu mengurangi serangan asma parah sebesar 10% dan jumlah bayi yang lahir prematur sekitar 4%.
Tentu saja, anak kecil biasanya tidak merokok. Alasan mengapa kesehatan mereka sangat terpengaruh karena sebagai perokok pasif, yang sekitar setengah dari semua anak di seluruh dunia terpapar secara teratur. Anak-anak yang merokok secara pasif menghadapi risiko lebih tinggi terkena infeksi paru-paru serius seperti pneumonia dan bronkitis. Serangan asma juga lebih sering terjadi pada anak-anak yang terpapar asap tembakau. Wanita-wanita yang merokok selama masa kehamilan, lebih cenderung melahirkan bayi prematur dan anak-anak mereka memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi kesehatan serius di kemudian hari.
Bisnis tembakau jelas sangat besar dan selama bertahun-tahun menggunakan dana yang sangat besar juga untuk mengiklankan merokok. Sekarang merokok secara global menyebabkan komplikasi kesehatan senilai USD $ 1,4 triliun. Dr Jasper Been, salah satu penulis studi tersebut, mengatakan: “Untuk melindungi kesehatan beberapa anggota masyarakat yang paling rentan, penerapan kebijakan pengendalian tembakau harus dipercepat di seluruh dunia. Efektivitas strategi tambahan juga perlu dievaluasi “. Ini berarti penelitian ini belum sepenuhnya tertutup.
Kebijakan dan peraturan yang berbeda mungkin memiliki efek yang berbeda. Para ilmuwan harus menemukan cara untuk mengevaluasi secara terpisah untuk melihat mana yang paling efektif dan mana yang masih dapat diperbaiki.
K.Rinaldi
Sumber: Universitas Edinburgh
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: