Pengakuan Southgate yang Sudah Senang Kalaupun Inggris Imbang
Rusia – Pelatih Inggris Gareth Southgate mengaku sudah cukup senang apabila timnya meraih hasil seri melawan Tunisia, Selasa (19/6) dini hari tadi. Namun ternyata timnya berhasil memetik kemenangan setelah striker Harry Kane mencetak gol penentu menjadi 2-1.
Seperti diketahui, Kane mengubur asa Tunisia di pengujung laga. Sekitar menit 91, striker Tottenham itu mencetak gol keduanya dan mengakhiri pertandingan dengan kemenangan Inggris.
Hasil ini memberi bekal penting dalam perjalanan Three Lions di Grup G Piala Dunia 2018. Terlebih bagi Southgate, kemenangan ini menjadi bonus baginya di Volgograd.
Southgate mengatakan permainan timnya sangat mengesankan. Apalagi setelah timnya menciptakan banyak peluang di babak pertama namun tak kunjung memberi hasil.
Buah kesabaran akhirnya datang di ujung frustasi ketika Tunisia bertahan total.
Baca Juga:
- Kalahkan Korsel, Kutukan Swedia Tak Pernah Menang Berakhir Berkat VAR
- Swedia-Korsel: Dari Strategi Acak Nomor sampai Swedia Tak Pernah Menang
- Menang Atas Jerman, Kerja Keras Meksiko Membuahkan Hasil
“Bahkan pada 1-1 saya benar-benar bangga dengan penampilan mereka. Saya sudah berbicara banyak mengarah ke permainan ini bahwa performanya adalah kunci, karena itulah yang dapat Anda kendalikan,” ujar Southgate.
“Ada beberapa hal dalam permainan yang kami tidak bisa kendalikan malam ini. Sehingga kami bereaksi dengan sangat baik. Jika kami selesai 1-1 memang akan ada tingkat kekecewaan, tapi saya pikir penampilannya sangat bagus,” lanjutnya.
“Kami menciptakan banyak peluang yang jelas di babak pertama, sebanyak yang saya ingat kami miliki,” katanya lagi.
Southgate pun mengungkapkan bahwa dia telah mendiskusikan kemungkinan skor imbang ketika laga berjalan 60 menit.
“Kami memiliki para pemimpin di lapangan yang terus menyampaikan pesan yang benar. Kami berbicara pagi ini sebenarnya tentang fakta yang telah kami bahas di belakang dalam permainan dan berada di belakang dalam permainan.
“Salah satu hal yang ingin saya tekankan pagi ini adalah 1-1, 15 menit lagi, kami terus berusaha, mencari kemenangan, tetapi tidak mengekspos diri kami untuk menyerang balik dalam transisi.
“Kami menjaga kendali itu dengan baik, kami tidak melepas secara total atau melihat tanpa tujuan. Pada akhirnya, tekanan dibangun dan dibangun. Mungkin pada akhirnya Anda kehabisan waktu, tapi saya pikir kami terus melakukan hal yang benar dan membuat keputusan yang tepat, dan saya pikir kami nilai bagus untuk kemenangan dalam 90 menit,” bebernya saat memberi komentar usai pertandingan.
BERITA
Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik
Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.
“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.
“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.
Baca Juga:
BERITA
Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik
Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.
“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).
Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.
Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.
“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.
Baca Juga:
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga: