Youtuber Inspiratif Generasi Millenial
Social Media Week Jakarta 2017 yang digelar di Senayan City, Jakarta, memang sudah berakhir. Ajang festival media sosial dan industri digital terbesar di Indonesia yang digelar selama 5 hari dari 11-15 September itu dibanjiri sekitar 10 ribu pengunjung. Jumlah ini meningkat dibanding jumlah pengunjung Social Media Week tahun lalu yang hanya berjumlah 8.000 pengunjung.
Di antara rangkaian acara, ada sosok yang cukup menarik perhatian pengunjung. Dia adalah Agung Hapsah, salah satu pemuda yang tenar di ranah YouTube dan disebut-sebut inspiratornya generasi milenial.
Ya, saat ini, YouTube memang menjadi salah satu alternatif untuk mencari hiburan. Itu semua tidak terlepas dari maraknya pembuat konten video alias youtuber. Saat ini, jumlah youtuber pun semakin banyak. Di luar negeri, misalnya ada Ryan Higa, Dominic Trix, dan PewDiePie. Indonesia tak ketinggalan. Sebut saja ada Bayu Skak, Chandra Liow, dan masih banyak lagi.
Nah, satu lagi nama youtuber yang cukup memberikan pengaruh adalah Agung Hapsah. Hingga saat ini, kontennya sudah mencapai 53 juta pengunjung. Jika Anda mengetik namanya di kolom pencarian situs berbagi video tersebut, maka akan banyak keluar sederetan video pendek yang lucu, menghibur, dan inspiratif. Lantas siapakah Agung Hapsah itu?
Nama lengkapnya Agung Aulia Hapsah. Ia lahir di Makassar, Mei 18 tahun yang lalu. Anak pertama dari tiga bersaudara ini tinggal di Tanah Grogot, kota yang berada jauh di selatan dari ibu kota Kalimantan Timur.
Sejak kelas 3 SD hingga kelas 2 SMP, anak cowok satu-satunya di keluarganya ini menghabiskan masa kecilnya di Australia. Hal inilah yang membuatnya ketika berbicara bahasa Indonesia lebih menggunakan bahasa semiformal. Malah Agung baru lancar berbahasa Indonesia pada 2015.
Sejak kecil, ia tinggal di Australia bersama ayahnya yang sedang studi di sana. Bahasa yang pertama dia mengerti adalah bahasa Inggris-Australia.
Perjalanan Agung membuat video dimulai ketika berusia 11 tahun dengan otodidak. Mulai dari editing, videografi, hingga sinematografi, ia pelajari sendiri. Agung lebih sering menggunakan Adobe Premiere Pro dan Adobe After Effect, sedangkan dalam membuat video ia lebih sering dengan kamera ponsel dan Canon EOS 600 D. Hal yang mendasari ketertarikannya membuat video adalah kesukaannya menonton film. Dari sanalah ia berpikir bisa buat video yang disukainya.
Cowok penggemar Ben Affleck ini dikenal sebagai youtuber yang bisa berbicara cepat karena kesukaannya dengan lagu rap. Pria cerdas ini juga menggeluti dunia debat bahasa Inggris.
Pada 2016, Agung mengikuti NSDC atau National School Debating Championship. Bersama dua temannya, yakni Lila Aryadwita dan Ayu Suci Rakhima, Agung mewakili Kalimantan Timur dan berhasil masuk babak final. Agung berhasil menyabet medali emas nomor individu setelah masuk “15 The Best Speaker”.
Sebelumnya, penyuka film Her ini pernah mengalami culture shock. Itulah masa-masa kelam dalam kariernya. Saat baru pindah dari Australia ke Indonesia, dengan gaya hidup yang jauh berbeda, keguncangan budaya baginya merupakan momen terberat. Bahkan, dia sempat putus asa menghadapi lingkungan barunya di Indonesia. Namun lain dulu lain sekarang.
Saat ini, Agung memiliki dua kanal, yaitu “Agung Hapsah” buat video berbahasa Indonesia dan “Sleepy Insomniac” buat bahasa Inggris. Channel Sleepy Insomniac dibuat karena aktivitas Agung dalam mengedit video lebih banyak dilakukan pada malam hari. Banyak youtuber lain yang sempat berkolaborasi dengan Agung. Salah satunya adalah Fathia Izzati yang juga merupakan idolanya.
Saking populernya, cowok penyuka ayam goreng ini pernah diundang blusukan juga oleh Presiden Joko Widodo ke perbatasan Indonesia-Malaysia pada Desember 2016.
Jangan heran bila penghasilan cowok penggemar sutradara Christopher Nolan ini sudah sebesar Rp10 juta sampai dengan Rp100 juta per bulan. Penghasilannya berasal dari video dari Google Adsense, endorsement iklan, dan kerja sama dengan perusahaan.
Kualitasnya sendiri sudah tak diragukan. Agung bahkan disebut sebagai youtuber, debater, dan film maker andal di usianya. Jika youtuber lain kerap memamerkan hal-hal mewah dalam video-videonya, Agung justru lebih sering memamerkan kesederhanaan dan keterbatasan yang dibalut dengan kecerdasannya. Begitu pula jika yang lain mengajak orang-orang terkenal dalam vlognya, Agung justru sering memberdayakan dan mengenalkan orang-orang di sekitarnya yang cenderung tampil apa adanya.
Tak berlebihan jika ia disebut inspirator generasi millenial yang positif. Dari Agung, generasi saat ini bisa belajar bahwa sikap konsistensi adalah modal utama dalam membuat hal yang tidak mungkin menjadi kenyataan. Presiden Jokowi pun salut padanya.
https://youtu.be/69CH6wOcotw
Novianto
BERITA
Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?
Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.
Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.
Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.
“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.
“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.
Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.
Baca Juga:
BERITA
Film Bali Tentang Gamelan Dapat Pujian Sineas Dunia
Jakarta – Nama Indonesia, khususnya Bali kembali harum di pentas Internasional. Adalah film Bali: Beat The Paradise karya sutradara Tanah Air Livi Zheng yang dipuji para sineas mancanegara.
Bahkan tiket premier film tersebut sold out di New York, Amerika Serikat. Film Bali: Beats of Paradise sangat kental dengan budaya Bali, khususnya gamelan. Tak heran, berita ini menjadi angin segar bagi Indonesia.
Pemutaran premier Bali: Beats of Paradise dilakukan di Academy of Motion Picture Arts and Sciences. Atau lebih dikenal sebagai Headquarter Oscar. Film ini sudah diterima panitia Oscar dan sedang berjuang untuk masuk dalam salah satu nominator peraih Piala Oscar.
Kehadiran Bali: Beats of Paradise mampu menyita perhatian praktisi dan sineas dunia. Bahkan mereka ramai-ramai memuji film ini.
Stuart Brazell dari salah satu Stuart Says memuji karya dari Livi Zheng, sutradara asli Indonesia. “Bali: Beats of Paradise adalah film dokumenter yang sangat bagus. Sangat keren dan penuh dengan cerita kehidupan,” papar Stuart dalam keterangan tertulis dari Kementerian Pariwisata, Selasa (20/11/2018).
Pujian juga dilayangkan oleh Yorma Madus dari Cinemacy. Ia mengaku kagum akan kualitas suara film Bali: Beats of Paradise.
“Sebuah karya yang memadukan suara dan warna yang sempurna,” katanya.
Sementara Myrah dari MamaCita mengatakan bahwa Bali: Beats of Paradise menjadi inspirasi bagi film-film dokumenter lain. Ada juga praktisi film Amerika Nicole Rucci yang hadir dan mengatakan Bali: Beats of Paradise bagus karena telah dipersiapkan dengan maksimal.
Baca Juga:
BERITA
Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald, Di Bawah Ekspektasi
Fantastic Beasts and Where To Find Them pada 2016 lalu telah menarik hati Potterhead yang rindu pada seri Harry Potter. Kini, Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald ingin mengulangi sukses yang sama.
Cerita kali ini dimulai beberapa bulan setelah Newt Scamander menangkap Gellert Grindelwald dan berhasil menahannya. Namun penyihir jahat tersebut berhasil melarikan diri dan siap bikin kekacauan lagi. Misinya satu, memecah belah para penyihir darah murni.
Di cerita kali ini ia kembali mengincar Credence untuk memanfaatkannya. Sementara, semua orang memburu mereka, Credence masih aja mempertanyakan soal asal usulnya.
Baca Juga:
- Suzzanna: Bernapas dalam Kubur, Bukti Kualitas Luna Maya
- Mile 22: Ketika Aktor Indonesia Jadi Pemeran Utama di Film Hollywood
- The Nun: Sensasi Horor Bersama Valak
Nah, sebelum mengulas lebih jauh, perlu diketahui dulu, Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald ini prekuel dari seri Harry Potter. Namun beberapa kritikus justru menilai sekuel kali ini tidak mencapai ekspektasi.
Plot yang disampaikan benar-benar padat, jadi terkesan tak efektif. Materi juga terlampau banyak, hingga malah mengorbankan adegan-adegan penting.
Padahal film sebenarnya dimulai dengan baik dan cukup memanaskan adrenalin. Nah yang disayangkan, tak ada pertempuran dahysat baik antara Grindelwald dengan Scamander.
Fokus film ini justru cuma pada kejahatan Gridelwald saja. Meskipun sebenarnya memang baik untuk menjadi jembatan untuk film-film selanjutnya.
Bahkan gegara fokus pada Gridelwald, keberadaan Credence yang juga menarik justru tak terlalu terangkat.
Sederhananya, alur cerita sekuel ini jadi penuh dengan pertanyaan. Artinya untuk yang bukan Potterhead, tentu akan bingung dan bertanya-tanya.
Namun bagi penggemarnya, ada keseruan tersendiri lantaran terungkap hal-hal baru yang bersinggungan dengan cerita Harry Potter. Termasuk soal hubungan Albus Dumbledore dengan Grindelwald.