Connect with us

Kenapa Sepak Bola Inggris Berutang pada Pep Guardiola?

sepak bola Inggris
Pep Guardiola berteriak mengarahkan anak asuhannya.(Getty Images)

KETIKA pertama kali datang ke Inggris, Pep Guardiola dipandang sebelah mata. Sebagian pundit menganggap filosofi tiki taka ala Pep takkan sukses di kultur kick and rush Inggris. Kini, sepak bola Inggris seakan berutang pada Pep Guardiola. Kenapa?

Memang, di awal kedatangannya, Pep belum bisa mengekstrak kemampuan anak didiknya. Di musim pertama, Pep hanya bisa menempatkan Manchester City di urutan ketiga, kalah 15 angka dari Chelsea yang menjadi juara Premier League 2016/2017.

Musim itu pula, pesona Antonio Conte bersama Chelsea lebih mentereng ketimbang Pep. Padahal, keduanya sama-sama menjalani musim perdana. Liga Inggris kala itu langsung latah dengan strategi tiga bek sejajar Conte. Mulai dari Arsene Wenger (Arsenal), Jose Mourinho (Manchester United), bahkan Guardiola pun mencoba formasi 3-5-2.

Baca Juga: Manchester City Juara Premier League 2017/2018

Di awal musim ini pun, Guardiola masih mencoba memodifikasi formasi tiga bek sejajar dengan gaya tiki taka­­-nya. Hasilnya memang tidak begitu memuaskan, kendati formasi itu sempat membawa The Citizens menggilas Liverpool lima gol tanpa balas.

Pep pun kembali ke habitatnya. Kembali menggunakan formasi dasar 4-3-3 yang selama ini ia pakai di Barcelona dan membuahkan puluhan trofi.

Pelan tapi pasti, formasi ini makin nyetel dengan City. Permainan City makin menghibur, margin gol kemenangan City atas lawannya semakin besar, dan tentu saja rekor-rekor tercipta, seperti kemenangan terpanjang hingga penguasaan bola terbanyak musim ini.

Baca Juga: Lima Partai Kunci yang Bikin City Juara Liga Inggris

Mengutip BBC, Gary Lenaker yang merupakan eks striker Inggris menyebut Pep Guardiola sebagai pelatih yang kukuh dengan prinsip filosofi sepak bolanya. Dia bisa cepat beradaptasi dengan kultur Inggris dan menyiasatinya dengan tetap mengaplikasikan tiki-taka.

“Dia datang membawa gaya sepak bolanya dan dia tidak hanya membuktikan dia bisa menang dengan gaya itu, tapi juga sangat indah untuk dilihat setiap saat,” ujar Linaker seperti dikutip dari BBC.

Yang dilakukan Guardiola itu, Linaker menambahkan, meniupkan angin segar bagi sepak bola Inggris. Menyerang, terbuka, penuh petualangan, dan dengan para pemain yang sangat bagus.

  • Halaman :
  • 1
  • 2
Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Reuni Alumni 212 Jelas Kapitalisasi Agama demi Kepentingan Politik

Oleh

Fakta News
Reuni Alumni 212

Jakarta – Reuni Alumni 212 yang bakal digelar awal Desember di Lapangan Monas Jakarta dianggap bentuk kapitalisasi agama demi kepentingan politik. Reuni tersebut seharusnya tidak diadakan lantaran tuntutan aksi 212 sudah diakomodasi.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Lingkar Madani. Ia menilai kegiatan alumni 212 ini bukan murni kegiatan agama, melainkan kegiatan politik. Ia juga keheranan mengapa harus ada acara tersebut. Pasalnya, tuntutan aksi 212 sudah dipenuhi dengan Basuki Tjahaja Purnama dipenjara.

“Itu sudah jelas politik, enggak ada hubungannya lagi dengan agama, enggak ada hubungannya dengan dakwah, apa yang mereka tuntut sudah dipenjara kok. Apalagi gunanya, itu politik murni politik, murni untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah. Saya pikir mereka hanya mau mengapitalisasi agama ini. Mengapitalisasi agama terus-menerus untuk kepentingan politik. Enggak ada hubungannya dengan dakwah,” kata Ray kepada wartawan di D’Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).

Ray pun mengaku masih belum paham apa sebenarnya tujuan acara reuni alumni 212. Ia membandingkan dengan demonstrasi 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto dan Orde Baru. Usai berhasil menggulingkan, tak ada perkumpulan alumni maupun acara reuninya.

“Yang saya juga enggak mengerti tujuannya apa? Masak demonstrasi pakai alumni, alumni pakai reuni. Ada-ada saja. Yang besar sekali pun perjuangan 98 itu ya berhenti di 98. Waktu jatuh ya jatuh. Bahwa anggotanya membentuk kelompok-kelompok tertentu ya silakan saja. Enggak ada reuni 98 yang jatuhin soeharto, enggak ada,” imbuhnya.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Kubu Jokowi Anggap Amien Rais Tidak Dewasa dalam Berpolitik

Oleh

Fakta News
Bersikap toleran
Amien Rais.(Istimewa)
asasasasa

Jakarta – Kubu Joko Widodo-Maruf Amin menilai, pernyataan Amien Rais yang memaksa Muhammadiyah untuk memihak salah satu calon di pemilihan presiden menunjukkan sikap Amien Rais yang tidak dewasa dalam berpolitik.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Maruf Amin Ace Hasan Syadzily. Selain menunjukkan Amin Rais tidak dewasa, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Amien Rais bukan negarawan tulen.

“Hanya karena beliau pendukung Prabowo-Sandi mau mendikte Muhamamdiyah mendukung paslon tertentu. Itu menunjukkan ketidakdewasaan politik sebagai politisi yang dikenal selalu menjaga demokrasi,” jelas Ace, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu (21/11).

Justru, dengan paksaan dan desakan tersebut, suara Muhammadiyah malah enggan memilih Prabowo-Sandi. “Kalau terus menerus seperti itu, saya tidak yakin Prabowo mendapatkan dukungan dari Muhammadiyah,” tegasnya.

Sikap tersebut sama sekali tidak mencerminkan sosok negarawan. Politikus Partai Golkar ini menambahkan, sebagai negarawan, seharusnya Amien Rais menjaga agar ormas, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, tidak diseret ke ranah politik praktis.

“Sebetulnya secara organisasi Muhammadiyah dan NU tidak menunjukkan dukungan secara tegas, itu perlu terus dijaga bahwa citra ormas Islam tidak terseret ke dalam politik praktis hanya untuk kekuasaan semata,” tegasnya lagi.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya

BERITA

Penggunaan Teknologi VAR di Liga Champions Dipercepat?

Oleh

Fakta News
var
Ilustrasi.(Foto: Istimewa)

Jakarta – Setelah sukses digunakan dalam beberapa turnamen FIFA, ternyata kehadiran teknologi Video Assistant Refree (VAR) disambut baik oleh sejumlah klub Eropa.

Video Asisten Wasit (VAR) kemungkinan besar akan segera diterapkan di ajang Liga Champions, tepatnya ketika memasuki babak knock out alias fase gugur di musim ini. Wacana tersebut langsung berasal dari Presiden UEFA Aleksander Ceferin dan Ketua Asosiasi Klub Eropa Andrea Agnelli.

Dilansir dari Soccerway, Selasa (20/11), sebelumnya VAR sendiri akan diberlakukan di Liga Champions mulai musim depan, namun belakangan wacana tersebut akan dipercepat dalam rangka untuk proses pengujian teknologi tersebut.

“Kami sudah mulai melakukan semua persiapan. [Kepala wasit UEFA] Roberto Rosetti dan timnya sangat bagus. Ada sudut pandang penting – wasit dan semua aspek teknis,” kata Ceferin dalam konferensi pers di Brussels.

“Saya mengharapkan laporan dalam seminggu atau lebih dan kemudian kita akan melihat kapan kita dapat menerapkannya. Pada musim depan yang terbaru,” sambungnya.

Senada dengan Ceferin, Agnelli yang notabene merupakan pemilik Juventus siap mendukung wacana UEFA untuk mempercepat penerapan VAR di ajang Liga Champions.

Baca Juga:

Baca Selengkapnya